BREAKING NEWS
Rabu, 15 Oktober 2025

Dolar AS Capai Rp16.000,Begini Respon Masyarakat di Lapangan

BITVonline.com - Senin, 15 April 2024 09:54 WIB
Dolar AS Capai Rp16.000,Begini Respon Masyarakat di Lapangan
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BITVONLINE.COM -Kondisi ekonomi terkini di Indonesia menunjukkan tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dalam beberapa waktu terakhir. Perkembangan ini mencatat nilai tukar rupiah telah menembus angka Rp16.000 per US$, menciptakan perhatian dan pertanyaan seputar dampaknya terhadap aktivitas tukar valuta asing di masyarakat.

Pada Senin (15/04/2024) pukul 12.49 WIB, Google Finance mencatat nilai tukar rupiah berada di posisi Rp16.084,75 per US$1, menunjukkan tren pelemahan yang signifikan. Namun, bagaimana kondisi ini berdampak pada kegiatan tukar uang di money changer?

Salah satu money changer yang menjadi sorotan adalah Dolarasia di Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Jawa Barat. Meskipun terjadi pelemahan rupiah terhadap dolar AS, outlet Dolarasia tetap ramai dikunjungi pelanggan. Hal ini dijelaskan oleh Emma, petugas Money Changer, yang mengatakan bahwa kondisi ramainya lebih dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat untuk menukarkan uang demi keperluan umroh, liburan, atau kegiatan lainnya di luar negeri.

Namun, Emma juga mencatat bahwa belum ada pelanggan yang menukarkan uang dari dolar AS ke rupiah saat ini. Hal ini dikarenakan kurangnya stabilitas harga di pasar, yang membuat kurs setengah yang tidak menguntungkan bagi para pelaku tukar uang.

Kondisi seperti ini juga menimbulkan perbedaan harga jual dan beli yang cukup signifikan. Harga jual dolar AS ke rupiah hari ini berada di Rp15.600 per 1 US$, sedangkan harga belinya di Rp16.100 per 1 US$. Adapun untuk euro (EUR), harga jualnya berada di Rp16.750 per 1€, sementara harga belinya di Rp17.400 per 1€.

Menyimak perkembangan ini, masyarakat dan pelaku bisnis valuta asing perlu lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi, mengingat fluktuasi nilai tukar yang cukup signifikan. Stabilitas ekonomi dan kebijakan moneter menjadi faktor yang turut memengaruhi kondisi ini, sehingga perlu kewaspadaan yang lebih dalam dalam bertransaksi valuta asing.

(N/014)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru