
Program MBG dalam Perspektif Hak Asasi Manusia
OlehMugiyanto.adsenseSETIAP kali saya datang ke sebuah desa, saya disambut anakanak yang berdiri di pinggir jalan, melambaikan tangan.
Opini
BITVONLINE.COM -Di tengah berbagai tantangan ekonomi global, gaya hidup frugal living dan slow living semakin menjadi sorotan di tahun 2025. Kedua konsep ini menawarkan cara hidup yang berbeda, namun memiliki tujuan yang serupa: meningkatkan kualitas hidup. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara keduanya dan bagaimana memilih yang paling sesuai untuk Anda.
Frugal living merupakan gaya hidup yang lebih terfokus pada efisiensi keuangan dan penghematan. Gaya hidup ini menekankan pengurangan pengeluaran yang tidak perlu, memanfaatkan barang yang ada, serta mencari cara-cara cerdas untuk menghemat uang. Untuk memulai frugal living, Anda dapat membuat anggaran yang ketat, berbelanja dengan bijak, melakukan DIY, serta mengurangi barang-barang yang tidak diperlukan. Frugal living dapat membantu Anda mencapai stabilitas keuangan, mengurangi utang, dan memberikan dampak positif pada lingkungan dengan mengurangi limbah.
Di sisi lain, slow living menawarkan pendekatan yang lebih santai terhadap hidup dengan fokus pada mindfulness, keseimbangan, dan kebahagiaan. Slow living mendorong Anda untuk mengurangi kecepatan hidup, membuat pilihan yang disengaja, dan menghargai kesejahteraan pribadi serta hubungan sosial. Anda bisa memulai gaya hidup ini dengan menghindari pembelian impulsif, menjaga keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi, serta menghabiskan waktu dengan keluarga atau di alam. Slow living memberikan manfaat besar bagi kesehatan mental, membantu mengurangi stres, dan memperdalam hubungan sosial.
Jika Anda ingin lebih fokus pada pengelolaan keuangan, frugal living mungkin menjadi pilihan yang tepat. Namun, jika keseimbangan hidup dan kebahagiaan menjadi prioritas Anda, slow living akan lebih sesuai untuk diterapkan. Kedua gaya hidup ini dapat dipadukan, tergantung pada kebutuhan dan prioritas Anda. Dengan memadukan keduanya, Anda bisa menciptakan gaya hidup yang lebih stabil secara finansial, namun tetap menjaga kualitas hidup yang seimbang.
Di tahun 2025, ketika tantangan ekonomi semakin besar, kedua gaya hidup ini menawarkan solusi yang menarik untuk mencapai hidup yang lebih baik. Frugal living cocok untuk Anda yang ingin memperbaiki pengelolaan keuangan, sementara slow living memberikan ruang bagi keseimbangan hidup yang lebih sehat. Pilih yang sesuai dengan kebutuhan Anda, atau gabungkan keduanya untuk hidup yang lebih seimbang dan bermakna.
(N/014)
OlehMugiyanto.adsenseSETIAP kali saya datang ke sebuah desa, saya disambut anakanak yang berdiri di pinggir jalan, melambaikan tangan.
OpiniMEDAN Setiap Muslim tentu mendambakan akhir hidup yang baik atau husnul khatimah, yakni meninggal dalam keadaan diridhai oleh Allah SWT.
AgamaJAKARTA Sekitar 120 orang yang mengaku sebagai ahli waris almarhum Da&039am Bin Nasirin menggelar aksi damai di depan Kantor Gubernur
Hukum dan KriminalJAKARTA PUSAT Satuan Reserse Kriminal Polsek Sawah Besar di bawah naungan Polres Metro Jakarta Pusat berhasil mengungkap pabrik rumahan
Hukum dan KriminalJAKARTA PUSAT Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Metro Jakarta Pusat menggagalkan upaya penyelundupan narkotika jenis sabu se
Hukum dan KriminalMEDAN Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Sumatra Utara, Iskandar ST, mendesak Polrestabes Medan mengungkap secara transpar
Hukum dan KriminalJAKARTA Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat menegaskan bahwa Pasal 8 UndangUndang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers masih sangat re
NasionalSIMALUNGUN Pemerintah Kabupaten Simalungun menerima kunjungan dari pengurus Yayasan Taman Budaya Semesta guna membahas rencana pembangun
Seni dan BudayaPADANGSIDIMPUAN Dalam rangka penegakan Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Wali Kota (Perwal), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
NasionalBALI Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prakiraan cuaca untuk wilayah Provinsi Bali pada Rabu (22/10). a
Nasional