BITVONLINE.COM – Ketika berbicara tentang tokoh pendidikan di Indonesia, nama Ki Hajar Dewantara mungkin langsung terlintas di benak banyak orang.
Namun, jauh sebelum tokoh pendiri Taman Siswa itu muncul, telah ada sosok pendidik visioner dari Mandailing yang perannya nyaris terlupakan: Willem Iskander.
Lahir dengan nama Sati dan bergelar adat Sutan Iskandar Nasution, Willem Iskander lahir pada tahun 1840 di Pidoli Lombang, Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Ia berasal dari kalangan bangsawan dan dikenal sebagai tokoh pelopor pendidikan di kawasan Tapanuli.
"Nama Willem Iskander mungkin belum terlalu dikenal masyarakat luas, padahal kontribusinya terhadap dunia pendidikan sangat signifikan, khususnya di wilayah Mandailing dan sekitarnya," ujar Hendri Dalimunthe, Sekretaris Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Sumatera Utara.
Menurut Hendri, perubahan nama dari Sati menjadi Willem Iskander terjadi saat dirinya berkesempatan menempuh pendidikan di Belanda.
Ia berangkat ke negeri kincir angin pada tahun 1859 bersama Alexander Godon, Asisten Residen Belanda untuk wilayah Mandailing.
Saat itu, Sati sudah menjadi guru di sekolah dasar tempat ia dulu menimba ilmu, Inlandsche Schoolan.
"Di Belanda, Sati tidak hanya melanjutkan pendidikan keguruan, tapi juga berhasil memperoleh beasiswa dari pemerintah kerajaan Belanda. Di sanalah ia mengganti namanya menjadi Willem Iskander, terinspirasi dari tokoh penting Belanda bernama Willem," jelas Hendri.
Tak hanya berganti nama, Willem Iskander juga memeluk agama Kristen selama masa pendidikannya di Belanda.
Ia kemudian menyelesaikan pendidikan di Oefenschool, Amsterdam, sebuah sekolah khusus untuk calon guru.
Sekembalinya ke tanah air pada tahun 1862, Willem Iskander mengajukan izin untuk mendirikan sekolah guru di kampung halamannya.