BREAKING NEWS
Kamis, 27 November 2025
SELAMAT HARI GURU

Hajjah Rahmah El Yunusiyyah: Dari Diniyah Putri hingga Gelar Pahlawan Nasional

Abyadi Siregar - Senin, 10 November 2025 15:51 WIB
Hajjah Rahmah El Yunusiyyah: Dari Diniyah Putri hingga Gelar Pahlawan Nasional
Hajjah Rahmah El Yunusiyyah. (foto: Dok. Kemendikbud RI)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

MEDAN – Pemerintah Indonesia resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada tokoh perempuan inspiratif asal Sumatera Barat, Hajjah Rahmah El Yunusiyyah.

Penganugerahan ini bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, sesuai Keputusan Presiden Nomor 116/TK Tahun 2025 yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto.

Rahmah El Yunusiyyah dikenal sebagai pendiri Diniyah Putri Padang Panjang, sekolah agama Islam perempuan pertama di Indonesia.

Baca Juga:

Tahun ini, ia menjadi salah satu dari sepuluh tokoh yang menerima gelar kehormatan sebagai pengakuan atas perjuangannya di bidang pendidikan Islam dan kemerdekaan Indonesia.

Lahir pada 26 Oktober 1900, Rahmah El Yunusiyyah berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, Syaikh Muhammad Yunus, dan kakaknya, Zainudin Labay El Yunusy, merupakan tokoh pendidikan terkemuka.

Merasa kurang puas dengan sistem pendidikan koedukasi yang terbatas bagi perempuan, Rahmah bersama tiga sahabat mendirikan Madrasah Diniyah lil Banat pada 1 November 1923.

Murid angkatan pertama berjumlah 71 orang, sebagian besar adalah ibu-ibu muda. Tujuan pendirian sekolah ini adalah untuk membentuk putri yang berjiwa Islam dan siap menjadi ibu pendidik yang berkontribusi bagi masyarakat dan tanah air.

Rahmah dikenal teguh menjaga independensi sekolahnya, menolak bantuan dari pemerintah Belanda, partai politik, maupun organisasi agama. Ia bahkan memilih bercerai dari suaminya karena ingin fokus membangun pendidikan perempuan.

Selain pendidikan, Rahmah juga berperan aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Saat masa kolonial Belanda, ia memimpin gerakan menentang Ordonantie Kawin Bercatat dan Ordonantie Sekolah Liar.

Pada masa pendudukan Jepang, ia mengorganisasi Haha No Kai untuk membantu perwira Giyugun dan menentang praktik wanita penghibur.

Saat Revolusi Kemerdekaan, ia memelopori Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Padang Panjang, menjadikan Diniyah Putri sebagai dapur umum dan menyediakan perbekalan hingga senjata bagi pejuang kemerdekaan.

Perjuangan Rahmah El Yunusiyyah diakui secara internasional. Pada 1957, Universitas Al-Azhar Mesir menganugerahinya gelar kehormatan "Syekhah", gelar pertama yang diberikan kepada perempuan.

Editor
: Adam
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Guru dan Kepahlawanan
Sumut Perkuat Perlindungan Perempuan dan Anak, 15 Kota Raih Penghargaan Kota Layak Anak 2025
Buka Akses Pendidikan di Balik Jeruji, Lapas Labuhan Ruku Adakan Pembukaan PKBM Paket A, B, dan C bagi Warga Binaan
Menuju Pendidikan Masa Depan! Simalungun Genjot Digitalisasi Sekolah dengan Program ‘Sekolah SeRu’
Jangan Lewatkan! Bali Gelar Bursa Kerja Nasional 2025: 5.742 Lowongan Dibuka untuk Lulusan SMK dan Vokasi
Presiden Prabowo Wajibkan Bahasa Asing di Kurikulum Sekolah Vokasi, Lulusan Siap Bersaing Global!
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru