BREAKING NEWS
Kamis, 16 Oktober 2025

Bos Buruh Berani Ancam, Aturan Impor Zulhas Harus Dicabut!

BITVonline.com - Rabu, 03 Juli 2024 06:59 WIB
Bos Buruh Berani Ancam, Aturan Impor Zulhas Harus Dicabut!
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – Di tengah gemuruh aksi demonstrasi di Jakarta pada Rabu (3/7/2024), Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, dengan tegas menuding pemerintah atas kegagalan dalam melindungi industri manufaktur domestik, khususnya sektor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Dalam pandangannya yang tajam, jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda industri ini menjadi bukti nyata kegagalan kebijakan ekonomi saat ini.

“Sektor TPT nasional mengalami penurunan omzet yang drastis dalam setahun terakhir, menyebabkan banyak perusahaan harus menutup usaha atau melakukan PHK massal. Pertumbuhan ekonomi yang dipuji-puji hanya omong kosong jika tidak mampu menyerap tenaga kerja,” ujarnya dengan nada keras kepada wartawan di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta.

Aksi demonstrasi hari ini, yang dipimpin oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), menuntut agar Kementerian Perdagangan mencabut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor dalam waktu tujuh hari. Ancaman untuk “melumpuhkan Indonesia” dilontarkan sebagai respons atas ketidakpuasan ini.

Massa Buruh yang tergabung dalam aksi ini menggambarkan ketegangan yang memuncak di depan Kantor Kemendag, di mana mereka mengajukan tuntutan keras untuk mencabut peraturan yang dinilai merugikan industri dalam negeri. Percikan semangat perlawanan terlihat jelas di wajah para demonstran yang mengecam kebijakan yang mereka anggap tidak pro-rakyat.

Aksi ini menghadirkan dua fokus utama: di Kantor Kemendag dan Kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Perpecahan ini merupakan strategi taktis untuk meningkatkan tekanan terhadap pemerintah, dengan harapan agar suara buruh didengar secara langsung oleh pejabat yang berwenang.

Ketua Umum DPP Serikat Pekerja Nasional (SPN), Iwan Kusmawan, menambahkan kejelasan tuntutan tersebut dengan mengingatkan bahwa waktu untuk berunding dengan pemerintah sangat terbatas. “Hari ini kita ingin pertemuan dan diskusi. Perusahaan-perusahaan mengeluh, stok barang terhambat oleh impor produk-produk China, dan karyawan menghadapi ancaman PHK,” tandasnya dengan penuh keseriusan di depan kantor Kemendag.

Aksi hari ini bukanlah akhir dari perjuangan ini. Dengan tekad yang kokoh, para buruh berjanji akan kembali turun ke jalan jika tuntutan mereka tidak dipenuhi tepat waktu. Tantangan ini bukan hanya untuk keberlangsungan industri TPT, tetapi juga sebagai panggilan untuk memperjuangkan keadilan bagi seluruh sektor industri dalam negeri.

(n/014)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru