SULUT -Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terus mengintensifkan upaya monitoring muka laut menyusul erupsi Gunung Ruang, yang terjadi pada Selasa dini hari, sekitar pukul 00:30 WIB. Dalam menghadapi potensi ancaman tsunami pasca-erupsi, BMKG telah mengonfirmasi bahwa sistem pemantauan mereka telah berjalan secara intensif.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa BMKG menggunakan peralatan canggih seperti Tide Gauge (TG) milik Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Automatic Weather System (AWS) Maritim milik BMKG untuk memantau muka air laut di lokasi terdekat dengan Gunung Ruang.
Menurut Daryono, seluruh peralatan tersebut terintegrasi dalam Sistem Indonesia Tsunami Non Tektonik (InaTNT), yang memungkinkan BMKG untuk melakukan pemantauan secara efektif. Data dari beberapa Stasiun Monitoring Muka Laut di sekitar Gunung Ruang menunjukkan bahwa tidak terdapat perubahan signifikan pada muka air laut setelah erupsi gunung tersebut.
Meskipun demikian, Daryono tetap mengingatkan agar tetap waspada terhadap potensi ancaman tsunami. Sejarah Gunung Ruang mencatat peristiwa tsunami destruktif pada tahun 1871 yang menewaskan ratusan orang. Oleh karena itu, BMKG terus melakukan monitoring dengan menggunakan sistem InaTNT untuk mendeteksi dini potensi tsunami.
“InaTNT merupakan sebuah sistem yang mengintegrasikan berbagai data observasi muka laut sekaligus dilengkapi algoritma detektor yang mampu mendeteksi anomali muka laut, yang merupakan fitur penting dalam deteksi dini tsunami,” jelas Daryono.
Erupsi Gunung Ruang menjadi perhatian serius bagi masyarakat di sekitarnya. Meskipun tidak ada perubahan signifikan pada muka air laut setelah erupsi, kewaspadaan tetap menjadi kunci. BMKG, dengan sistem monitoringnya yang canggih, berperan penting dalam memberikan informasi yang akurat dan deteksi dini potensi bahaya kepada masyarakat.
Sebagai penutup, Daryono mengingatkan pentingnya kerja sama antara BMKG dan masyarakat dalam menghadapi potensi ancaman bencana alam. Keberhasilan dalam mengelola dan merespons situasi darurat seperti ini sangat bergantung pada upaya kolaboratif dan kesiapsiagaan semua pihak.
Dengan berbagi informasi yang tepat dan kesadaran yang tinggi, kita dapat bersama-sama menghadapi dan mengurangi dampak dari bencana alam yang tidak terduga.
(N/014)
Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara, BMKG Memastikan Kesiapsiagaan dan Deteksi Dini Tsunami!