
KPK Tetapkan Tersangka Kasus Gratifikasi di Lingkungan MPR, Identitas Masih Dirahasiakan
JAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan tersangka dalam kasus dugaan gratifikasi senilai miliaran rupiah yang terjadi
Nasional
CILEGON -Setiap momen arus mudik dan balik Lebaran selalu dianggap sebagai kesempatan emas bagi para porter di Pelabuhan Merak, Banten, untuk meningkatkan pendapatan. Namun, tahun ini cerita berbeda menghampiri mereka. Para porter atau kuli panggul barang di pelabuhan ini mengaku bahwa pundi-pundi cuan yang mereka dapatkan tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya adalah Tarmidzi, seorang porter berusia 40 tahun yang telah bekerja selama 12 tahun di Pelabuhan Merak.
Tarmidzi menceritakan betapa sulitnya mendapatkan penghasilan yang memadai saat ini. Ia mengeluhkan bahwa untuk mendapatkan uang Rp 100.000 sehari saja sangatlah sulit. Pendapatannya bahkan menurun drastis dibandingkan dengan arus mudik dan balik sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh adanya troli gratis yang disediakan pengelola pelabuhan. Troli ini membantu penumpang membawa barang bawaan mereka sendiri, sehingga membuat jumlah penumpang yang menggunakan jasa para porter berkurang signifikan.
Kondisi ini membuat Tarmidzi harus berjuang keras menawarkan jasanya kepada penumpang kapal yang akan keluar. Meskipun upah jasanya tidak besar-besaran, ia tetap berusaha menawarkan jasanya dengan harga sekitar Rp 30.000 untuk mengangkut satu koper. Namun, setiap perjalanan ia harus menempuh jarak yang cukup jauh dari dermaga reguler ke terminal bus, yang akhirnya berdampak pada kondisi fisiknya yang semakin menurun seiring bertambahnya usia.
Baca Juga:
Dalam curhatannya, Tarmidzi juga mengungkapkan bahwa jika ada pekerjaan lain yang menawarkan penghasilan lebih baik, ia akan meninggalkan pekerjaannya sebagai porter. Namun, hingga saat ini, belum ada tawaran pekerjaan lain yang datang. Oleh karena itu, ia terpaksa bertahan di pekerjaannya yang telah membiayai hidup keluarganya selama 12 tahun terakhir.
Kisah Tarmidzi ini menjadi gambaran betapa sulitnya kondisi para porter di Pelabuhan Merak dalam mencari nafkah. Meskipun mereka berjuang keras setiap hari, namun penghasilan yang didapatkan tidak sebanding dengan upaya yang mereka lakukan. Hal ini juga menggambarkan realitas sulitnya lapangan pekerjaan di beberapa sektor tertentu di Indonesia, di mana banyak tenaga kerja berjuang untuk mendapatkan penghasilan yang layak.
Baca Juga:
(N/014)
JAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan tersangka dalam kasus dugaan gratifikasi senilai miliaran rupiah yang terjadi
NasionalYOGYAKARTA Ahli hukum administrasi negara dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Wiryawan Chandra, menilai mantan Presiden Joko Widodo (Jok
PolitikPYONGYANG Pemerintah Korea Utara mengeluarkan pernyataan keras terhadap aksi militer Amerika Serikat (AS) yang menyerang tiga fasilitas
InternasionalIRAN PT Pertamina (Persero) mulai mengambil langkah strategis untuk mengantisipasi dampak serius dari potensi penutupan Selat Hormuz oleh I
EkonomiMEDAN Ribuan warga Lingkungan 16, 17, dan 20 Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, melakukan aksi blokade Jalan Alu
NasionalSIBOLGA Dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara Ke79 Tahun 2025, Polres Sibolga menggelar upacara ziarah rombongan dan tabur bunga di
NasionalJAKARTA Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kian meningkat menyusul serangan Amerika Serikat yang bergabung dengan Israel terhadap tiga
EkonomiSIBOLGA Menyambut Hari Bhayangkara ke79 yang jatuh pada 1 Juli 2025, Polres Sibolga menggelar kegiatan Bakti Kesehatan Donor Darah di Aul
NasionalBATU BARA Bupati Batu Bara Bapak H. Baharuddin Siagian, SH, M.Si sangat menegaskan kepada seluruh ASN Pemerintah Kabupaten Batu Bara agar b
PemerintahanJAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah memeriksa Arso Sadewo (AS), Komisaris Utama PT Inti Alasindo Energy (IAE), sebagai saksi d
Nasional