BREAKING NEWS
Selasa, 08 Juli 2025

Badai PHK Terus Melanda, Menperin Sebut Penyebabnya Perlu Pendalaman

- Sabtu, 01 Maret 2025 13:02 WIB
366 view
Badai PHK Terus Melanda, Menperin Sebut Penyebabnya Perlu Pendalaman
Menperin Sebut Penyebabnya Perlu Pendalaman
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terus berlanjut di Indonesia, dengan sejumlah perusahaan mengumumkan tutupnya pabrik mereka.

Terbaru, PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex yang berlokasi di Sukoharjo resmi menutup pabriknya pada Sabtu, 1 Maret 2025.

Sebelumnya, PT Sanken Indonesia dan PT Yamaha Music Indonesia di Kabupaten Bekasi juga telah menutup pabrik mereka, mengakibatkan PHK massal.

Baca Juga:

Menanggapi fenomena ini, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pihaknya perlu melakukan pendalaman terkait penyebab penutupan sejumlah pabrik tersebut.

Menurutnya, ada berbagai faktor yang mempengaruhi, seperti masalah internal perusahaan, kesulitan bersaing dengan produk-produk impor, hingga masalah manajemen yang buruk.

Baca Juga:

"Kita melihat apakah perusahaan tutup, kalau tutup kenapa.

Apakah karena mismanagement, over ekspansi, atau tidak bisa bersaing dengan produk-produk lain, sebut saja produk impor dari negara tertentu.

Secara kompetitif, mereka mungkin merasa tidak bisa bersaing," ujarnya di Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Sabtu (1/3/2025).

Agus juga menyatakan bahwa jika penyebabnya adalah daya saing usaha dan kurangnya insentif dari pemerintah, maka masalah tersebut harus segera ditangani.

Ia mengingatkan bahwa kebijakan insentif terhadap industri umumnya berada di kementerian lain, bukan hanya Kemenperin.

"Yang berhak memberikan insentif untuk meningkatkan daya saing bukan hanya Kementerian Perindustrian, ada kementerian lain yang memiliki kewenangan tersebut," jelas Agus.

Menteri Perindustrian juga menekankan pentingnya melihat masalah PHK secara lebih mendalam.

Editor
:
Tags
beritaTerkait
Rupiah Melemah Jadi Rp16.221 per Dolar AS, Tekanan Global Belum Reda
Rupiah Melemah ke Rp16.221 per Dolar AS pada Pembukaan Perdagangan Rabu Pagi
Belanja Negara 2024 Tembus Rp3.359 Triliun, Angka Kemiskinan dan Pengangguran Menurun
Rupiah Menguat 56 Poin di Awal Perdagangan Selasa, Menjadi Rp16.182 per Dolar AS
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.197 per Dolar AS pada Awal Pekan
IHSG Diprediksi Melemah Awal Pekan, Investor Beralih ke Sektor Perbankan dan Properti
komentar
beritaTerbaru