bitvonline.com-Harga emas dunia mengalami koreksi dari rekor tertingginya pada akhir perdagangan Senin (14/4/2025) waktu AS atau Selasa (15/4/2025) pagi WIB.
Koreksi ini terjadi seiring meningkatnya sentimen risiko di pasar global setelah pernyataan resmi dari Gedung Putih terkait tarif impor barang elektronik asal China.
Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot turun 0,7 persen ke level 3.213,69 dollar AS per troy ons, setelah sebelumnya sempat menyentuh rekor sepanjang masa di 3.245,42 dollar AS per troy ons.
Sementara itu, harga emas berjangka di bursa Comex New York juga terkoreksi 0,6 persen ke 3.226,30 dollar AS per ons.
Penurunan harga emas terjadi setelah Gedung Putih memastikan bahwa produk-produk elektronik seperti ponsel dan komputer tidak masuk dalam daftar tarif impor sebesar 145 persen terhadap produk asal China.
Kebijakan ini dianggap sebagai sinyal meredanya ketegangan perang dagang, sehingga pelaku pasar mulai kembali melirik aset berisiko dan mengurangi eksposur terhadap emas sebagai aset safe haven.
"Pengecualian beberapa barang elektronik dari tarif mungkin mengurangi sebagian permintaan terhadap emas sebagai safe haven," ujar Peter Grant, Wakil Presiden dan Ahli Strategi Logam Senior di Zaner Metals.
Meski demikian, Grant menekankan bahwa ketidakpastian global tetap tinggi dan dapat terus menjadi faktor pendukung harga emas, terlebih jika dollar AS terus melemah dan imbal hasil obligasi menurun.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa produk-produk elektronik tetap akan dikenakan bea masuk sebesar 20 persen.
Bahkan, ia tengah mempertimbangkan tarif impor tambahan secara khusus untuk kategori barang elektronik, yang kembali meningkatkan ketidakpastian di pasar global.
Sebelumnya, lonjakan harga emas hingga menembus level 3.200 dollar AS per troy ons dipicu oleh ketegangan perang dagang antara AS dan China. Investor pun ramai-ramai menarik dana dari pasar saham dan komoditas industri, lalu mengalihkannya ke emas.
Goldman Sachs pun tetap optimistis terhadap prospek harga emas di masa mendatang. Lembaga keuangan itu memperkirakan bahwa harga emas dapat menyentuh 3.700 dollar AS per troy ons pada akhir 2025, apabila permintaan bank sentral terhadap logam mulia ini meningkat dan risiko resesi semakin besar.*