BREAKING NEWS
Minggu, 19 Oktober 2025

Rupiah Menguat ke Rp16.264 per Dolar AS, Didukung Sentimen Geopolitik Mereda

Adelia Syafitri - Rabu, 25 Juni 2025 15:42 WIB
Rupiah Menguat ke Rp16.264 per Dolar AS, Didukung Sentimen Geopolitik Mereda
Ilustrasi. (foto: vocazine)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA– Nilai tukar rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (25/6/2025).

Rupiah tercatat naik 89 poin atau 0,55 persen ke posisi Rp16.264 per dolar AS, mengakhiri tren tekanan dalam beberapa hari terakhir.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) melalui Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) mencatat nilai tukar rupiah di level Rp16.292 per dolar AS.

Penguatan rupiah sejalan dengan tren positif yang dialami beberapa mata uang Asia lainnya. Ringgit Malaysia tercatat naik 0,17 persen, baht Thailand menguat 0,13 persen, peso Filipina melonjak 0,78 persen, dan dolar Singapura naik tipis 0,03 persen.

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa penguatan rupiah hari ini didorong oleh sentimen meredanya ketegangan geopolitik, terutama di kawasan Timur Tengah.

"Harapan akan meredanya tensi geopolitik di Timur Tengah memberikan ruang bagi mata uang pasar berkembang, termasuk rupiah, untuk menguat terhadap dolar AS," ujar Lukman.

Namun demikian, ia mengingatkan bahwa penguatan rupiah sempat tertahan oleh faktor eksternal lain, terutama pernyataan terbaru dari Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell, yang kembali mengedepankan sikap hawkish.

"Pernyataan Powell mengenai kemungkinan suku bunga tinggi bertahan lebih lama membatasi ruang penguatan rupiah," tambahnya.

Di sisi lain, pergerakan mata uang negara-negara maju menunjukkan dinamika yang bervariasi.

Euro melemah 0,12 persen terhadap dolar AS, sementara poundsterling Inggris naik tipis 0,12 persen.

Dolar Australia juga tercatat menguat 0,11 persen.

Pelaku pasar masih akan mencermati sejumlah faktor global yang berpotensi mempengaruhi arah pergerakan rupiah dalam waktu dekat, termasuk data inflasi AS, proyeksi pertumbuhan ekonomi global, serta perkembangan geopolitik yang masih fluktuatif.

Bank Indonesia sendiri terus menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui berbagai instrumen moneter, termasuk intervensi di pasar valas dan domestic non-deliverable forward (DNDF).*

(cn/a008)

Editor
: Adelia Syafitri
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru