NEW YORK – Harga saham Tesla Inc. melemah tajam pada awal perdagangan Senin (7/7/2025), menyusul pengumuman mengejutkan dari CEO Elon Musk terkait pembentukan partai politik baru bernama America Party.
Langkah ini memicu kekhawatiran investor terkait meningkatnya keterlibatan Musk dalam politik yang dinilai dapat mengganggu fokusnya pada bisnis utama Tesla.
Saham Tesla sempat terkoreksi hingga 7,6% di sesi pra-pembukaan, mencerminkan sentimen negatif pasar terhadap keputusan Musk yang dianggap dapat mengganggu stabilitas manajerial perusahaan.
Jika tren penurunan ini berlanjut hingga penutupan perdagangan, maka ini akan menjadi pelemahan harian terbesar sejak perselisihan terbuka Musk dengan mantan Presiden Donald Trump terkait RUU pajak pada awal Juni lalu.
Dalam unggahan di platform X pada Minggu (6/7), Musk menyatakan bahwa partai barunya akan berfokus pada pemilu legislatif dalam 12 bulan ke depan, dan membuka kemungkinan pencalonan kandidat presiden di masa depan.
Namun hingga kini, belum ada konfirmasi resmi terkait pendaftaran partai tersebut ke Komisi Pemilihan Federal AS (FEC).
Analis menilai keputusan Musk semakin memperburuk citra Tesla di tengah performa penjualan global yang melemah.
Pada paruh pertama 2025, penjualan mobil Tesla turun 13% secara tahunan, memperpanjang tren penurunan yang terjadi sejak tahun lalu.
Meskipun telah meluncurkan versi terbaru dari SUV andalannya, Model Y, tekanan pasar masih membayangi produsen kendaraan listrik tersebut.
"Investor makin lelah dengan distraksi ini, terutama di saat Tesla justru membutuhkan perhatian penuh Musk," tulis Jed Dorsheimer, analis ekuitas dari William Blair, dalam catatan risetnya.
Ia juga menurunkan peringkat saham Tesla dari "beli" menjadi "tahan", seraya menyoroti bahwa keterlibatan politik Musk hanya membawa potensi kerugian bagi perusahaan.
Langkah Musk dinilai bertolak belakang dengan pernyataannya pada laporan keuangan Tesla bulan April lalu, di mana ia berjanji akan "mengalokasikan jauh lebih banyak waktu" untuk Tesla setelah menyelesaikan tugasnya dalam tim penasihat teknologi pemerintahan Trump.