BANDAR LAMPUNG – Kenaikan harga gas elpiji yang mencapai Rp 35.000 per tabung, naik dari sebelumnya Rp 25.000, menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat Bandar Lampung, Lampung.
Warga, khususnya dari golongan ekonomi lemah, mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga akibat lonjakan harga ini.
Salah satu warga mengeluhkan, "Bagaimana kami mau beli gas elpiji kalau harganya segitu? Untuk makan saja sudah susah, apalagi untuk beli gas elpiji seharga Rp 35.000."
Masyarakat berharap pemerintah pusat, termasuk Presiden Prabowo, dapat mengambil langkah cepat untuk menstabilkan harga gas elpiji.
Beberapa opsi yang dinilai realistis antara lain:
- Subsidi Harga Gas Elpiji Pemerintah dapat memberikan subsidi bagi masyarakat kurang mampu, sehingga harga gas elpiji kembali terjangkau.
- Program Bantuan Langsung Bantuan tunai atau voucher dapat diberikan kepada warga terdampak kenaikan harga, untuk membantu pemenuhan kebutuhan energi rumah tangga.
- Pengembangan Energi Alternatif Pemerintah dapat mempercepat pengembangan sumber energi ramah lingkungan yang lebih murah, sehingga ketergantungan pada gas elpiji dapat berkurang.
Warga berharap, kebijakan pemerintah tidak hanya menurunkan harga gas elpiji, tetapi juga memastikan kestabilan harga kebutuhan pokok lain yang turut memengaruhi biaya hidup sehari-hari.
Dengan langkah yang tepat, masyarakat berharap kesejahteraan mereka dapat meningkat dan tekanan ekonomi akibat lonjakan harga dapat diminimalkan.
"Harapan kami, pemerintah bisa hadir di tengah masyarakat yang sedang kesulitan. Jangan sampai kebutuhan sehari-hari menjadi beban berat," kata salah satu warga lainnya.*