NIAS SELATAN - Becak itu melaju pelan di jalanan berbatu dan terjal menuju desa Loloanaa Kecamatan Ulunoyo kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara membawa Jenazah seorang wanita paruh baya (Ina Atur Ndruru) yang meninggal di puskesmas karena penyakitnya.
Tak ada pilihan lain,ambulans di puskesmas rusak, sementara kendaraan umum tak tersedia meski pihak puskesmas turun tangan membantu.
Dengan mata sembab dan tubuh lemas, sang anak bersama pengemudi becak kali ini dengan jenazah ibunya yang telah dibungkus kain menuju rumah tempat disemayamkan, kejadian ini terjadi Senin silam,31 Maret 2024.
"Kami memang menganggarkan pemeliharaan di DPA tahun 2024, tapi karena keterbatasan, tidak semua puskesmas bisa diperbaiki,BOK dan JKN tidak ada anggaran Ambulans" ujar Kepala Dinas Kesehatan Nias Selatan, Heni Duha saat diwawancarai lewat aplikasi WhatsApp.
Di Puskesmas Lolomatua, misalnya. Ambulans yang rusak berat sudah diperbaiki awal tahun ini, namun hanya bertahan beberapa bulan.
Medan yang ekstrem mempercepat kerusakan. "Kalau sudah terlalu parah, ya pasti rusak lagi," katanya.
"Langkah selanjutnya adalah akan melakukan koordinasi setiap puskesmas untuk kerjasama dengan puskesmas yang lain, dan akan mengajukan ke pimpinan anggaran pengadaan ambulance." tegas Kadis yang juga seorang dokter ini.
Minimnya anggaran membuat pemerintah harus mencari solusi lain. Salah satunya dengan mendorong kerja sama antar-puskesmas untuk berbagi ambulans.
Selain itu, mereka akan mengajukan pengadaan unit baru ke pimpinan daerah.
Namun, bagi warga yang tinggal jauh dari fasilitas kesehatan, janji perbaikan terasa terlalu lambat.