BREAKING NEWS
Selasa, 17 Juni 2025

Efek Pedas Tak Hanya di Lidah, tapi Juga di Timbangan?

Justin Nova - Selasa, 17 Juni 2025 14:57 WIB
41 view
Efek Pedas Tak Hanya di Lidah, tapi Juga di Timbangan?
ilustrasi sambal (foto:fimela)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

MEDAN - Makanan pedas ternyata bukan hanya soal cita rasa atau kesenangan semata. Studi terbaru dari The Pennsylvania State University mengungkap bahwa rasa pedas dapat memengaruhi perilaku makan seseorang dengan membuat proses makan menjadi lebih lambat dan porsi yang dikonsumsi lebih sedikit.

Penelitian ini dipublikasikan oleh laman Verywell Health pada Senin (16/6/2025), dan menyebutkan bahwa peserta dewasa yang mengonsumsi makanan pedas seperti cabai sapi dan ayam tikka masala makan lebih perlahan serta mengurangi asupan hingga 11–18 persen.

"Ketika makanan cukup pedas, peserta makan lebih lambat dan mengonsumsi lebih sedikit. Kami hanya mengubah jumlah paprika pedas yang ditambahkan, dan itu sudah cukup membuat perbedaan signifikan," jelas Paige Cunningham, PhD, penulis utama studi tersebut, seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga:

Menurut Cunningham, rasa pedas meningkatkan kesadaran saat makan, yang membuat waktu kunyahan lebih lama dan memberikan sinyal kenyang lebih cepat ke otak dan usus. Menariknya, jumlah air yang diminum peserta tidak berubah, sehingga rasa pedas bukanlah alasan mereka makan lebih sedikit.

Senyawa capsaicin, yang memberikan sensasi pedas pada cabai, telah lama dikaitkan dengan manfaat untuk menekan nafsu makan dan membantu pengelolaan berat badan. John "Wesley" McWhorter, DrPH, RD, menyebut bahwa capsaicin juga memiliki efek antiinflamasi yang dapat mengurangi risiko penyakit kronis.

Baca Juga:

Namun demikian, Cunningham menegaskan bahwa penelitian ini tidak menjamin penurunan berat badan secara langsung, melainkan menunjukkan potensi untuk mengontrol asupan energi harian secara lebih sadar.

Meski menawarkan sejumlah manfaat, makanan pedas tidak cocok untuk semua orang. Emma M. Laing, PhD, RDN, FAND, dari University of Georgia, memperingatkan bahwa makanan pedas bisa memperburuk kondisi seperti refluks asam, penyakit radang usus, atau bahkan menyebabkan reaksi alergi pada sebagian individu.

"Laing menekankan bahwa kebutuhan nutrisi tetap bisa dipenuhi tanpa makanan pedas, dengan konsumsi buah, sayur, protein, biji-bijian, dan lemak sehat," ujarnya.

Selain menambahkan rasa pedas, memperlambat proses makan juga bisa dilakukan dengan menghindari distraksi seperti ponsel, dan lebih banyak berinteraksi sosial saat makan. "Mengobrol dengan teman saat makan siang bisa mengurangi kalori harian hingga 100 kalori," saran McWhorter.

Kesimpulannya, makanan pedas bisa menjadi strategi alami untuk membantu pengendalian nafsu makan, namun tetap harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing.*

(km/j006)

Editor
: Justin Nova
Tags
beritaTerkait
Ketua TP PKK Madina Sosialisasikan Program B2SA di SDN 126 Gunung Baringin
Lebih Kaya dari Gandum dan Beras: Ini Alasan Amaranth Disebut Superfood Masa Depan
Waspada! Makan Menjelang Tidur Bisa Picu Refluks Asam dan Gangguan Kesehatan Serius
BGN : Tinggi Badan Bukan Hanya Masalah Genetik, Asupan Gizi Juga Berperan Penting
Makan Pepaya Saat Perut Kosong? Ini 5 Manfaat Kesehatan yang Luar Biasa
Tertelan Biji Semangka? Jangan Panik, Ternyata Punya Manfaat Kesehatan!
komentar
beritaTerbaru