
WNA Nigeria Retas Email Perusahaan, Rugikan Korban Rp 36 Miliar
JAKARTA Seorang warga negara asing (WNA) asal Nigeria berinisial OIO ditangkap oleh jajaran Direktorat Reserse Siber (Ditreskrimsus) Polda
Hukum dan KriminalMEDAN - Makanan pedas ternyata bukan hanya soal cita rasa atau kesenangan semata. Studi terbaru dari The Pennsylvania State University mengungkap bahwa rasa pedas dapat memengaruhi perilaku makan seseorang dengan membuat proses makan menjadi lebih lambat dan porsi yang dikonsumsi lebih sedikit.
Penelitian ini dipublikasikan oleh laman Verywell Health pada Senin (16/6/2025), dan menyebutkan bahwa peserta dewasa yang mengonsumsi makanan pedas seperti cabai sapi dan ayam tikka masala makan lebih perlahan serta mengurangi asupan hingga 11–18 persen.
"Ketika makanan cukup pedas, peserta makan lebih lambat dan mengonsumsi lebih sedikit. Kami hanya mengubah jumlah paprika pedas yang ditambahkan, dan itu sudah cukup membuat perbedaan signifikan," jelas Paige Cunningham, PhD, penulis utama studi tersebut, seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga:
Menurut Cunningham, rasa pedas meningkatkan kesadaran saat makan, yang membuat waktu kunyahan lebih lama dan memberikan sinyal kenyang lebih cepat ke otak dan usus. Menariknya, jumlah air yang diminum peserta tidak berubah, sehingga rasa pedas bukanlah alasan mereka makan lebih sedikit.
Senyawa capsaicin, yang memberikan sensasi pedas pada cabai, telah lama dikaitkan dengan manfaat untuk menekan nafsu makan dan membantu pengelolaan berat badan. John "Wesley" McWhorter, DrPH, RD, menyebut bahwa capsaicin juga memiliki efek antiinflamasi yang dapat mengurangi risiko penyakit kronis.
Baca Juga:
Namun demikian, Cunningham menegaskan bahwa penelitian ini tidak menjamin penurunan berat badan secara langsung, melainkan menunjukkan potensi untuk mengontrol asupan energi harian secara lebih sadar.
Meski menawarkan sejumlah manfaat, makanan pedas tidak cocok untuk semua orang. Emma M. Laing, PhD, RDN, FAND, dari University of Georgia, memperingatkan bahwa makanan pedas bisa memperburuk kondisi seperti refluks asam, penyakit radang usus, atau bahkan menyebabkan reaksi alergi pada sebagian individu.
"Laing menekankan bahwa kebutuhan nutrisi tetap bisa dipenuhi tanpa makanan pedas, dengan konsumsi buah, sayur, protein, biji-bijian, dan lemak sehat," ujarnya.
Selain menambahkan rasa pedas, memperlambat proses makan juga bisa dilakukan dengan menghindari distraksi seperti ponsel, dan lebih banyak berinteraksi sosial saat makan. "Mengobrol dengan teman saat makan siang bisa mengurangi kalori harian hingga 100 kalori," saran McWhorter.
Kesimpulannya, makanan pedas bisa menjadi strategi alami untuk membantu pengendalian nafsu makan, namun tetap harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing.*
(km/j006)
JAKARTA Seorang warga negara asing (WNA) asal Nigeria berinisial OIO ditangkap oleh jajaran Direktorat Reserse Siber (Ditreskrimsus) Polda
Hukum dan KriminalJAKARTA Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengumumkan rencana pengajuan perubahan status wilayah administratif empat pulau yan
PemerintahanMEDAN Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Medan ke435 yang akan jatuh pada 1 Juli 2025, Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu W
PemerintahanMEDAN Tentara Nasional Indonesia (TNI) turun tangan dalam penanganan darurat pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV5276 rute
PeristiwaMEDAN Emas dan berlian telah lama dianggap sebagai simbol kekayaan dan kemewahan. Tapi apakah keduanya benarbenar langka sesuai dengan nil
Sains & TeknologiBANDA ACEH Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Wilayah Aceh, DR. H. Taqwaddin, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas keputus
NasionalACEH Rektor Universitas Muhammadiyah Aceh (UNMUHA) menyampaikan apresiasi tinggi terhadap keputusan Presiden Republik Indonesia, Bapak Prab
NasionalJAKARTA Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, menegaskan bahwa negaranya tidak memerlukan bantuan militer da
InternasionalBELU Wujud nyata kepedulian terhadap kesehatan masyarakat di wilayah perbatasan kembali ditunjukkan oleh Satgas Pos Lakmars. Bekerja sama d
NasionalFLORESGunung Lewotobi Lakilaki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali mengalami erupsi hebat pada Selasa (17/6/2025
Peristiwa