BREAKING NEWS
Minggu, 03 Agustus 2025

Viral Perubahan Wajah Ibu Selama Hamil, Dokter: Efek Hormon dan Bisa Dikelola

Justin Nova - Minggu, 03 Agustus 2025 10:46 WIB
64 view
Viral Perubahan Wajah Ibu Selama Hamil, Dokter: Efek Hormon dan Bisa Dikelola
ilustrasi pregnancy skin (foto: getty image)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

MALAYSIA - Curahan hati seorang ibu muda asal Malaysia yang membagikan pengalaman perubahan wajah selama masa kehamilan dan setelah melahirkan menjadi viral di media sosial.

Akun X (Twitter) @ayyitslala, yang diketahui bernama Farah, mengunggah foto dirinya sebulan pascapersalinan dan membagikan kisah perjuangannya menghadapi kondisi kulit yang berubah drastis selama hamil.

Dalam unggahannya, Farah menegaskan bahwa perubahan wajah tersebut bukan karena skincare, penyakit 'ain', atau kesalahan make-up sebagaimana banyak dikomentari warganet, melainkan murni akibat perubahan hormon kehamilan.

Baca Juga:

"Seperti yang saya bilang, ini hanya hormon kehamilan dan akan berlalu. Saya benci ketika orang berkomentar ini 'penyakit ain' atau salah skincare. Jadi untuk para ibu baru, jangan panik. Ini normal," tulis Farah, dikutip dari akun X-nya, Sabtu (2/8/2025).

Perubahan Fisik Saat Hamil

Baca Juga:

Farah menjelaskan bahwa perubahan wajahnya dimulai sejak usia kehamilan 4 bulan. Ia mengalami pregnancy nose, yaitu pembesaran pada bagian hidung. Pada bulan keenam, kerutan mulai muncul di dahi, dan puncaknya saat kehamilan memasuki bulan ke-7, perubahan pada wajahnya semakin kentara hingga ia merasa seperti melihat orang asing saat bercermin.

Meski demikian, Farah tetap bersyukur karena kehamilannya berjalan lancar dan tanpa komplikasi.

"Ini mungkin ujian kecil, tapi saya sangat bersyukur tidak mengalami mual atau alahan," ujarnya dalam wawancara.

Penjelasan Medis: Normal dan Bisa Dikelola

Menanggapi fenomena tersebut, dr Ruri Diah Pamela, SpDVE, FINSDV, spesialis kulit, menjelaskan bahwa perubahan kulit selama kehamilan adalah hal yang umum terjadi akibat lonjakan hormon estrogen dan progesteron, serta faktor metabolisme.

"Kondisi ini bisa diperparah oleh stres pascapersalinan, kurang tidur, dan kelelahan saat merawat bayi," jelas dr Ruri Jumat (1/8/2025).

Editor
: Justin Nova
Tags
komentar
beritaTerbaru