
Kemendagri: Mayoritas Warga Datang ke TPS Karena Politik Uang, Bukan Kesadaran Politik!
JAKARTA Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap masih maraknya praktik politik uang dalam pen
Nasional
JAKARTA -Dua kapal berbendera Rusia, Run Zeng 03 dan Run Zeng 05, kini menjadi pusat perhatian karena hilang kontak sejak awal tahun. Kabar ini tidak hanya mengungkap aktivitas ilegal di lautan Indonesia tetapi juga mengungkap dugaan perdagangan orang yang mengejutkan.
Menurut laporan dari Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP, kedua kapal tersebut terlibat dalam aksi pencurian ikan (illegal fishing) di wilayah perairan Indonesia. Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah temuan bahwa kapal-kapal ini diduga terlibat dalam alih muat (transshipment) ikan hasil tangkapan ilegal, awak kapal perikanan (AKP) berkewarganegaraan Indonesia yang diduga korban perdagangan orang, dan juga bahan bakar minyak di tengah laut.
Januar Dwi Putra, Direktur Program Keamanan Maritim dan Akses untuk Keadilan Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI), menekankan pentingnya pencarian keberadaan kedua kapal tersebut oleh KKP. Hingga 20 April 2024, kedua kapal masih mematikan Automatic Identification System (AIS), sehingga sulit untuk melacak keberadaannya.
Run Zeng 03 terakhir terdeteksi di Laut China Timur, sementara Run Zeng 05 terakhir terdeteksi di Teluk Ambon pada 31 Januari 2024. Kapal-kapal ini juga sempat singgah di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Namun, jejak mereka menghilang sejak itu.
Dari catatan historis, diketahui bahwa Run Zeng 05 pernah diperiksa oleh otoritas pelabuhan di Tanjung Priok, Jakarta pada Mei 2023. Pemeriksaan tersebut mengungkap sejumlah defisiensi terkait standar kompetensi dan keselamatan awak kapal serta pengelolaan limbah.
Informasi dari International Maritime Organization-Global Integrated Shipping Information System (IMO GISIS) mengindikasikan bahwa kedua kapal ini dimiliki oleh DOPK Progress dan dioperasikan oleh Donggang Runzeng Ocean Fishing, Co. Ltd. Kedua entitas ini memiliki alamat yang sama di China.
Misteri hilangnya kedua kapal ini menjadi sorotan karena tidak hanya menyangkut masalah illegal fishing tetapi juga perdagangan orang, yang merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional. IOJI bersama dengan KKP berupaya keras untuk menemukan jejak kedua kapal tersebut demi menjaga keamanan perairan Indonesia.
Dua kapal berbendera Rusia, Run Zeng 03 dan Run Zeng 05, kini menjadi pusat perhatian karena hilang kontak sejak awal tahun. Kabar ini tidak hanya mengungkap aktivitas ilegal di lautan Indonesia tetapi juga mengungkap dugaan perdagangan orang yang mengejutkan.
Menurut laporan dari Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP, kedua kapal tersebut terlibat dalam aksi pencurian ikan (illegal fishing) di wilayah perairan Indonesia. Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah temuan bahwa kapal-kapal ini diduga terlibat dalam alih muat (transshipment) ikan hasil tangkapan ilegal, awak kapal perikanan (AKP) berkewarganegaraan Indonesia yang diduga korban perdagangan orang, dan juga bahan bakar minyak di tengah laut.
Januar Dwi Putra, Direktur Program Keamanan Maritim dan Akses untuk Keadilan Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI), menekankan pentingnya pencarian keberadaan kedua kapal tersebut oleh KKP. Hingga 20 April 2024, kedua kapal masih mematikan Automatic Identification System (AIS), sehingga sulit untuk melacak keberadaannya.
Run Zeng 03 terakhir terdeteksi di Laut China Timur, sementara Run Zeng 05 terakhir terdeteksi di Teluk Ambon pada 31 Januari 2024. Kapal-kapal ini juga sempat singgah di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Namun, jejak mereka menghilang sejak itu.
Dari catatan historis, diketahui bahwa Run Zeng 05 pernah diperiksa oleh otoritas pelabuhan di Tanjung Priok, Jakarta pada Mei 2023. Pemeriksaan tersebut mengungkap sejumlah defisiensi terkait standar kompetensi dan keselamatan awak kapal serta pengelolaan limbah.
Informasi dari International Maritime Organization-Global Integrated Shipping Information System (IMO GISIS) mengindikasikan bahwa kedua kapal ini dimiliki oleh DOPK Progress dan dioperasikan oleh Donggang Runzeng Ocean Fishing, Co. Ltd. Kedua entitas ini memiliki alamat yang sama di China.
Misteri hilangnya kedua kapal ini menjadi sorotan karena tidak hanya menyangkut masalah illegal fishing tetapi juga perdagangan orang, yang merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional. IOJI bersama dengan KKP berupaya keras untuk menemukan jejak kedua kapal tersebut demi menjaga keamanan perairan Indonesia.
(N/014)
JAKARTA Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap masih maraknya praktik politik uang dalam pen
NasionalJAKARTA Mantan pelatih timnas Belanda, Louis van Gaal, tengah santer dikaitkan dengan kursi pelatih Timnas Indonesia. adsenseRumor ini
OlahragaJAKARTA Mayoritas masyarakat Indonesia menyatakan puas terhadap kinerja satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Pres
NasionalMALANG Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu&039ti menegaskan bahwa mulai tahun 2027, bahasa Inggris akan menj
PendidikanPADANGSIDIMPUAN Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Padangsidimpuan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama perwakilan peda
PemerintahanPADANGSIDIMPUAN Kekecewaan mendalam dirasakan warga Kelurahan Wek III, khususnya para ibuibu di Gang Muhajirin, Kecamatan Padangsidimpu
PemerintahanDELI SERDANG Pemerintah Kabupaten Deli Serdang menegaskan komitmennya untuk terus menjalin kolaborasi dengan berbagai organisasi keagama
PemerintahanJAKARTA Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI membantah tegas tudingan pakar telematika Roy Suryo yang menyebut adanya aturan selundupan dala
Hukum dan KriminalMEDAN Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Utara, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, menyampaikan permintaan maaf secara terbuk
Hukum dan KriminalJAKARTA Pemerintah resmi menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 71 Tahun 2025 yang mengatur insentif fiskal berupa Pajak Per
Ekonomi