Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono memberikan klarifikasi melalui akun Instagram resminya @sudaru_sudaryono.
Dalam video pernyataannya, ia menjelaskan bahwa keikutsertaan aparat bukan untuk mencangkul atau menanam secara langsung, melainkan menjalankan fungsi penggalangan dalam kerangka operasi militer selain perang (OMSP).
"Tentara atau TNI kita itu ada namanya fungsi teritorial sebagai bagian dari operasi militer selain perang. Tujuannya penggalangan," ungkap Sudaryono, Senin (7/4/2025).
Ia menambahkan, penggalangan ini bertujuan untuk menggerakkan masyarakat agar berpartisipasi aktif dalam kegiatan pertanian, sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan ketahanan pangan nasional.
"Sebanyak mungkin masyarakat kita galang supaya tidak ada orang miskin, supaya panennya bagus, supaya program pemerintah sampai ke rakyat," katanya.
Sudaryono menegaskan, kehadiran aparat di lapangan khususnya di wilayah rawan konflik seperti Papua, juga menjadi strategi untuk meredam potensi perlawanan kelompok bersenjata dengan pendekatan kesejahteraan.
"Salah satu cara untuk supaya kita meredam perlawanan kelompok bersenjata adalah dengan memberikan kesejahteraan," lanjutnya.
Ia pun menepis tudingan bahwa TNI dan Polri kini beralih profesi menjadi petani.
"Polisi menanam jagung di Papua karena fungsinya adalah menggalang masyarakat, bukan polisi yang menanam jagung. Adapun yang menanam jagung adalah masyarakat. Polisi mendorong, menyemangati, menggerakkan. Penyuluh pertaniannya juga terlibat," jelasnya.