Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, dalam podcast di kanal YouTube resmi eks Ketua KPK Abraham Samad pada Kamis (12/6/2025). (foto: tangkapan layar yt @Abraham Samad SPEAK UP)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
JAKARTA – Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, melontarkan kritik tajam kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, terkait polemik tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Kritikan ini muncul menyusul pernyataan Bahlil yang menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak terkait dalam penerbitan izin tambang nikel di wilayah tersebut.
Dalam sebuah video podcast "Abraham Samad SPEAK UP" yang tayang di kanal YouTube resmi eks Ketua KPK Abraham Samad pada Kamis (12/6/2025), Said Didu menuding Bahlil mencoba membodohi publik.
Said menjelaskan bahwa proses penerbitan izin tambang memiliki beberapa tahap, mulai dari izin prinsip, eksplorasi, hingga eksploitasi yang setiap tahunnya harus diperbarui melalui Dirjen Minerba.
"Kalau ada kegiatan pertambangan yang berjalan hari ini, izinnya pasti dari pemerintahan sekarang. Jadi jangan memelintir fakta seolah-olah itu warisan lama," tegasnya.
Lebih lanjut, Said meminta agar Bahlil tidak lagi menyampaikan pernyataan yang ia nilai menyesatkan dan merendahkan kecerdasan publik.
"Berhentilah, Bahlil. Kami tidak sebodoh orang-orang yang Anda kira bisa dibodohi terus menerus," pungkasnya.
Ia menjelaskan bahwa perusahaan yang dimaksud, PT GAG Nickel, sudah memiliki kontrak karya sejak tahun 1972, jauh sebelum Jokowi menjadi presiden.
"Itu izinnya keluar jauh sebelum pemerintahan Pak Jokowi. Jadi nggak ada kaitannya dengan beliau," ujar Bahlil saat ditemui wartawan di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/6/2025).