Tim SAR Gabungan saat melakukan pencarian korban tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya hari kedua di area Selat Bali, Jumat (4/7/2025). (Foto: Media Centre Basarnas Surabaya)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
JAKARTA— Komisi V DPR RI mengungkap fakta mengejutkan terkait keterbatasan peralatan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dalam operasi evakuasi kapal tenggelam.
Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, mengungkapkan bahwa Basarnas hingga saat ini belum memiliki alat sonar yang memadai untuk mendeteksi posisi pasti kapal tenggelam seperti KMP Tunu Pratama di Selat Bali.
"Basarnas belum memiliki alat sonar yang mampu mendeteksi titik lokasi kapal jika terjadi kecelakaan laut. Ini tentu menjadi persoalan serius bagi lembaga SAR nasional, terlebih Indonesia merupakan negara kepulauan dengan laut yang sangat luas," ujar Lasarus usai rapat bersama Kepala Basarnas di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (7/7/2025).
Meski memiliki alat untuk mendeteksi keberadaan korban, Basarnas tetap kesulitan menentukan posisi kapal yang hilang karena ketiadaan sonar jenis multibeam echosounder.
Selain itu, Basarnas juga belum memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengoperasikan alat tersebut dan masih harus bergantung pada operator eksternal.
Dalam rapat tersebut, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii membenarkan bahwa lembaganya belum memiliki sonar pendeteksi bawah laut dan masih terkendala keterbatasan anggaran.
Ia menyebut pihaknya hanya memiliki tiga unit Remotely Operated Vehicle (ROV), namun alat ini hanya dapat berfungsi apabila lokasi objek tenggelam telah diketahui sebelumnya.
"Saat ini, kami belum memiliki sonar. Kami hanya punya ROV, namun ROV ini baru bisa bekerja setelah mengetahui keberadaan objek," jelas Syafii.
Menanggapi hal itu, Lasarus menyampaikan bahwa Komisi V DPR akan mengupayakan agar pengadaan alat sonar menjadi prioritas anggaran Basarnas pada tahun 2026 mendatang.
Basarnas mencatat, hingga kini posisi pasti kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam pada Rabu malam (2/7/2025) di Selat Bali masih belum ditemukan.
Dari informasi yang dihimpun, salah satu kapal milik TNI AL yang ikut serta dalam pencarian telah mendeteksi dua obyek sepanjang 50–60 meter yang diduga sebagai badan kapal tenggelam.