BREAKING NEWS
Kamis, 16 Oktober 2025

Sindiran Pedas Prabowo ke Pejabat Korup: Tangan Diborgol, Rompi Oranye, Apa Tidak Ingat Anak Istri?

Abyadi Siregar - Kamis, 28 Agustus 2025 12:46 WIB
Sindiran Pedas Prabowo ke Pejabat Korup: Tangan Diborgol, Rompi Oranye, Apa Tidak Ingat Anak Istri?
Presiden RI Prabowo Subianto saat membuka APKASI Otonomi Expo 2025 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (28/8). (foto: tangkapan layar yt setpres)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

TANGERANG — Presiden RI Prabowo Subianto kembali menegaskan komitmennya dalam memberantas korupsi di lingkungan pemerintahan.

Dalam sambutannya saat membuka APKASI Otonomi Expo 2025 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (28/8), Prabowo menyayangkan masih adanya jajaran pejabat yang tersandung kasus korupsi, salah satunya mantan Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer.

"Saya ingatkan, bersihkan dirimu sebelum kau akan dibersihkan. Dan kau pasti akan dibersihkan," tegas Presiden di hadapan kepala daerah dan tamu undangan.

Prabowo menyesalkan bahwa peringatan yang telah berkali-kali disampaikannya masih diabaikan oleh sebagian pihak.

Ia menggambarkan bagaimana memilukannya dampak korupsi terhadap keluarga pelaku yang harus menyaksikan orang tercintanya ditahan dan diadili di depan publik.

"Apakah tidak ingat istri dan anaknya ketika tangannya diborgol, mengenakan baju oranye, dipertontonkan ke publik?" ucap Prabowo, mengajak seluruh pejabat untuk berpikir panjang sebelum bertindak.

Lebih lanjut, Prabowo mengungkap bahwa tindakan hukum yang diambil terhadap para pejabat korup bukan tanpa dasar.

Ia menerima laporan langsung dari Jaksa Agung, lembaga penegak hukum lain, hingga Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

"Saya kasihan kadang-kadang, tapi apa boleh buat. Laporan dari PPATK, laporan dari penegak hukum masuk ke meja saya. Saya tidak bisa diam," ujar Prabowo.

Presiden menegaskan bahwa dirinya tidak akan membiarkan praktik-praktik korupsi mencoreng jalannya pemerintahan.

Ia juga menilai tindakan korupsi yang tetap dilakukan setelah berbagai peringatan seolah merupakan bentuk pelecehan terhadap negara.

"Mungkin karena khilaf, atau mengira pemerintah ini bodoh, atau mengira Prabowo bisa disogok," pungkasnya.

Pernyataan tegas ini menjadi penegas arah pemerintahan Prabowo-Gibran dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, dan bertanggung jawab.*

(in/a008)

Editor
: Abyadi Siregar
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru