JAKARTA - Ratusan perempuan yang tergabung dalam Aliansi Perempuan Indonesia (API) menggelar aksi damai di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu pagi (3/9).
Aksi ini menjadi bagian dari gelombang protes nasional atas meningkatnya tindakan represif aparat terhadap warga sipil, mahasiswa, dan aktivis.
Mengusung tema "Prabowo, Hentikan Kekerasan Negara", para demonstran mengenakan pakaian serba pink, membawa poster hijau-pink, dan simbol unik berupa sapu lidi — sebagai lambang kekuatan rakyat kecil yang bersatu.
Menurut Mutiara, salah satu orator aksi, penggunaan warna pink bukan semata pilihan estetika. Pink menjadi simbol kemarahan sekaligus keberanian perempuan Indonesia yang merasa tertindas dan menjadi korban kekerasan aparat.
"Baju pink ini memaknai adanya kemarahan dan keberanian dari perempuan Indonesia yang menjadi sasaran kekerasan oleh TNI dan Polri," ujarnya kepada media.
Sapu lidi yang dibawa para peserta aksi terinspirasi dari sosok Bu Ana, seorang ibu yang terekam kamera berdiri di barisan depan sambil membawa sapu lidi saat menghadapi aparat dalam aksi akhir Agustus 2025 lalu.
Dalam orasi yang juga disampaikan melalui juru bahasa isyarat, massa menyuarakan enam tuntutan utama:
Presiden Prabowo menghentikan seluruh bentuk kekerasan negara dan menarik TNI/Polri dari ranah sipil.
Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto untuk menarik tentara dari operasi keamanan sipil.
Kapolri Listyo Sigit Prabowo diminta mundur, serta membebaskan semua demonstran yang ditangkap tanpa syarat.
Hentikan kriminalisasi terhadap rakyat, jurnalis, aktivis, dan pendamping hukum.
Kembalikan militer ke barak, tanpa pengecualian dalam urusan sipil.