BREAKING NEWS
Selasa, 14 Oktober 2025

Dua Tahun Serangan Hamas–Israel, BRIN: Ini Bukan Soal Agama, Tapi Kemanusiaan

Ida Bagus Wedha - Senin, 13 Oktober 2025 20:31 WIB
Dua Tahun Serangan Hamas–Israel, BRIN: Ini Bukan Soal Agama, Tapi Kemanusiaan
BRIN bekerja sama dengan Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dan ISMES, menggelar seminar pada Selasa (7/10/2025) di Kampus BRIN, Kawasan Sains dan Teknologi Sarwono Prawirohardjo, Jakarta Selatan. (foto: Ist/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – Dalam rangka memperingati dua tahun konflik besar antara Hamas dan Israel yang kembali memanaskan kawasan Timur Tengah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Politik (PRP), bekerja sama dengan Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dan Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES), menggelar seminar bertajuk "Refleksi Dua Tahun Serangan Israel–Hamas: Mendorong Solusi Perdamaian Berkelanjutan".

Kegiatan ini berlangsung pada Selasa (7/10/2025) di Kampus BRIN, Kawasan Sains dan Teknologi Sarwono Prawirohardjo, Jakarta Selatan.

Seminar dihadiri oleh sejumlah akademisi, peneliti, dan tokoh dari berbagai institusi yang membahas krisis kemanusiaan di Palestina serta mendorong solusi damai yang lebih konkret dan berkelanjutan.

Baca Juga:

Dalam sambutannya, Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora BRIN, Dr. Yan Rianto, M.Eng, menyampaikan bahwa tragedi kemanusiaan di Gaza adalah masalah global yang menyentuh nilai-nilai dasar kemanusiaan.

"Ini bukan hanya soal agama, tetapi tentang nilai-nilai kemanusiaan. Kita harus mengambil langkah konkret untuk mendukung saudara-saudara kita di Palestina agar perdamaian benar-benar terwujud," ujarnya.

Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Dr. H. Muhammad Saifulloh, M.Si, menegaskan bahwa sikap pemerintah Indonesia sejak awal konsisten mendukung solusi dua negara dan pengakuan terhadap Palestina sebagai negara merdeka.

"Karena kemerdekaan adalah hak segala bangsa, maka dukungan kita terhadap Palestina adalah bentuk nyata dari semangat konstitusi," tegasnya.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Moestopo, Dr. H. Ryantori, M.Si, mengulas panjangnya konflik Palestina–Israel sejak peristiwa Nakba 1948.

Ia menyoroti masih banyaknya warga Palestina yang hidup sebagai pengungsi, meski telah ada pemerintahan dan penduduk.

"Pembangunan oleh Israel di Tepi Barat harus dihentikan, dan warga Palestina yang masih mengungsi harus dipulangkan. Penghancuran di Gaza juga harus segera dihentikan," tegasnya.

Peneliti PRP BRIN, Nostalgiawan Wahyudi, M.A., menyampaikan data terbaru mengenai dampak kemanusiaan akibat konflik.

Ia mencatat, lebih dari 66.000 warga Palestina tewas akibat serangan militer Israel di Gaza.

Editor
: Adelia Syafitri
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Menohok! Peneliti BRIN Ungkap Risiko di Balik Kabinet Gemuk Prabowo-Gibran
“Indonesia Lawan Genosida”:Aksi Damai Bela Palestina di Patung Kuda Berakhir Tertib, Massa Mulai Bubarkan Diri
Setelah Prabowo Pidato di PBB, lalu Apa?
Pemprov Lampung Bergerak Cepat! Tim Penyelesaian Konflik Agraria Segera Dibentuk
Fenomena Bola Api dan Dentuman di Cirebon, BRIN: Meteor Besar Jatuh di Laut Jawa
Massa Gelar Aksi Bela Palestina di Tugu Tani, Dukung Prabowo Lawan Zionisme
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru