BREAKING NEWS
Selasa, 21 Oktober 2025

Bukan Sekadar Polusi: PLTU Batu Bara Sebalang Diduga Picu Lonjakan ISPA dan Kanker

Ahmad Yani Setiawan - Senin, 20 Oktober 2025 22:33 WIB
Bukan Sekadar Polusi: PLTU Batu Bara Sebalang Diduga Picu Lonjakan ISPA dan Kanker
Salah satu potret nyata dari ancaman ini adalah PLTU Sebalang di Provinsi Lampung, yang kini menuai sorotan tajam dari masyarakat dan aktivis lingkungan.(Foto: Ist/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BANDAR LAMPUNG — Di balik ambisi Indonesia membangun ketahanan energi lewat proyek 35.000 MW, terselip ancaman serius bagi kesehatan dan lingkungan.

Salah satu potret nyata dari ancaman ini adalah PLTU Sebalang di Provinsi Lampung, yang kini menuai sorotan tajam dari masyarakat dan aktivis lingkungan.

PLTU yang memanfaatkan batu bara sebagai sumber energi ini dinilai telah memberikan dampak signifikan terhadap kualitas udara, kesehatan masyarakat, kondisi laut, hingga perekonomian lokal.

Baca Juga:

Meski menjadi bagian penting dari sistem kelistrikan nasional, polusi yang dihasilkan tak bisa lagi diabaikan.

Asap pekat dari cerobong PLTU Sebalang tidak hanya mengotori langit, tetapi juga membawa ancaman nyata ke paru-paru warga. Udara yang tercemar oleh partikel halus (PM2.5), sulfur dioksida (SO₂), dan nitrogen oksida (NOₓ) memicu peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma, hingga bronkitis kronis.

Warga di sekitar PLTU mengaku sering mengalami sesak napas, batuk berkepanjangan, dan gejala iritasi saluran pernapasan. Kelompok rentan, seperti anak-anak dan lansia, menjadi yang paling terdampak.

"Setiap pagi, udara di sekitar rumah bau menyengat. Anak saya sering batuk-batuk, terutama saat cerobong mengeluarkan asap hitam," ujar Rina (34), warga desa sekitar PLTU.

Tak hanya udara, laut di sekitar PLTU Sebalang juga ikut tercemar. Limbah cair yang dibuang ke laut menyebabkan penurunan kualitas air laut dan hasil tangkapan ikan. Banyak nelayan lokal mengaku pendapatan mereka turun drastis.

Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas PLTU batu bara berkorelasi dengan penurunan biodiversitas laut dan gangguan ekosistem pesisir.

"Ikan makin sedikit. Kadang jaring kosong. Laut bukan tempat kami cari makan lagi," ungkap seorang nelayan setempat.

Distribusi batu bara ke PLTU yang melibatkan truk-truk besar menyebabkan kerusakan jalan utama yang menghubungkan desa-desa sekitar. Lubang-lubang besar dan jalan berlumpur tak hanya mengganggu aktivitas warga, tapi juga menurunkan minat wisatawan yang sebelumnya kerap mengunjungi kawasan ini.

Dampaknya, sektor pariwisata lokal ikut terpukul. Homestay, warung makan, hingga pengrajin oleh-oleh kehilangan pendapatan.

Editor
: Mutiara
0 komentar
Tags
beritaTerkait
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru