BREAKING NEWS
Rabu, 22 Oktober 2025

Macron Sebut Putin Tidak Ingin Perdamaian, Serangan Rusia Terus Intensif di Ukraina

BITVonline.com - Senin, 18 November 2024 10:05 WIB
Macron Sebut Putin Tidak Ingin Perdamaian, Serangan Rusia Terus Intensif di Ukraina
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BITVONLINE.COM– Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan kritik keras terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan bahwa Putin “tidak menginginkan perdamaian” dalam konflik yang berlangsung di Ukraina. Macron juga menegaskan bahwa Putin “tidak siap untuk berunding” guna mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun tersebut.

Pernyataan Macron ini muncul setelah serangan besar-besaran yang dilakukan Rusia terhadap infrastruktur listrik Ukraina pada Minggu (17/11/2024). Serangan tersebut mencakup tembakan 120 rudal dan lebih dari 90 pesawat nirawak (drone) yang menghantam ibu kota Kyiv serta wilayah-wilayah lain di Ukraina.

“Jelas bahwa Presiden Putin bermaksud untuk mengintensifkan pertempuran,” ujar Macron dalam kunjungannya ke Argentina, seperti dikutip dari AFP, Senin (18/11/2024). Ia menambahkan bahwa ia hanya akan mempertimbangkan untuk melakukan percakapan dengan Putin jika “konteksnya” dianggap tepat.

Serangan udara Rusia pada Minggu tersebut menandai serangan terbesar dalam tiga tahun peperangan. Ledakan besar mengguncang ibu kota Kyiv dan kota-kota lain di wilayah Donetsk, dengan serangan yang menyebabkan pemadaman listrik besar-besaran di sejumlah wilayah. Pemadaman ini sangat mengkhawatirkan karena musim dingin yang ekstrem mulai melanda Ukraina, yang membutuhkan suplai energi untuk pemanas ruangan.

“Serangan udara Rusia yang terus-menerus telah menghancurkan setengah dari kapasitas produksi energi Ukraina,” ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dalam pernyataannya yang dirilis pada Minggu malam. Menurutnya, serangan ini semakin menyulitkan rakyat Ukraina yang sudah lama berjuang untuk bertahan hidup di tengah invasi Rusia.

Sementara itu, Presiden Zelensky juga berbicara tentang harapannya untuk mengakhiri perang dengan cara diplomatik. Pada Sabtu (16/11), Zelensky mengatakan bahwa ia berusaha untuk menyelesaikan perang pada tahun 2025. Menurutnya, dengan segala upaya yang dapat dilakukan, Ukraina harus menuntaskan perang ini dengan pendekatan diplomatik.

“Baginya, yang terpenting adalah mencari cara untuk mengakhiri perang ini pada tahun depan. Kita harus mengakhirinya dengan cara-cara diplomatik,” ujar Zelensky dalam wawancara radio Ukraina. Pernyataan ini mencerminkan harapan Zelensky untuk mencapai perdamaian meskipun kondisi semakin memanas di medan perang.

Serangan besar-besaran Rusia pada Minggu, yang menargetkan infrastruktur energi Ukraina, memperburuk situasi yang sudah kritis. Ukraina kini menghadapi kekurangan energi yang parah, mengingat serangan udara tersebut menghancurkan lebih dari setengah kapasitas produksi energi negara tersebut. Musim dingin yang berat semakin memperburuk keadaan, dengan ribuan rumah yang kehilangan akses listrik dan pemanas.

Krisis energi ini memaksa banyak warga Ukraina untuk mengandalkan cadangan energi terbatas dan mencari solusi alternatif untuk bertahan hidup selama cuaca yang semakin dingin. Banyak pihak internasional menyuarakan kekhawatiran tentang dampak serangan ini, mengingat kebutuhan yang mendesak untuk pemanas di tengah suhu dingin yang ekstrem.

Serangan-serangan terbaru Rusia terhadap infrastruktur Ukraina telah mendapatkan kecaman keras dari negara-negara Barat, termasuk Prancis dan Amerika Serikat. Macron, yang terus mendukung Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia, menyatakan bahwa tindakan Rusia semakin menunjukkan bahwa Putin tidak tertarik pada perdamaian atau upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik.

Bahkan, Macron juga menyebut bahwa Rusia sepertinya hanya berfokus untuk meningkatkan intensitas pertempuran, bukannya mencari jalan keluar diplomatik yang dapat mengakhiri perang. Ia mengingatkan bahwa upaya untuk melakukan pembicaraan dengan Putin hanya akan dilakukan jika ada perkembangan yang lebih jelas, terutama jika Rusia menunjukkan niat untuk mengakhiri konflik.

Sementara pertempuran di Ukraina terus berlanjut, banyak yang berharap bahwa dalam waktu dekat akan ada peluang untuk memulai negosiasi damai. Meskipun saat ini Presiden Putin belum menunjukkan tanda-tanda untuk melibatkan Rusia dalam percakapan diplomatik, baik Presiden Macron maupun Presiden Zelensky menyuarakan harapan bahwa perdamaian dapat tercapai dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Sementara itu, kekerasan dan serangan udara yang terus menerus, terutama terhadap infrastruktur energi Ukraina, menunjukkan bahwa medan perang masih jauh dari penyelesaian. Di sisi lain, dunia internasional terus mengecam tindakan agresi Rusia dan mendesak kedua pihak untuk kembali ke meja perundingan.

Serangan besar-besaran Rusia terhadap Ukraina pada Minggu (17/11) memperburuk kondisi yang sudah sangat sulit bagi rakyat Ukraina. Macron menegaskan bahwa Putin tidak menginginkan perdamaian, sementara Zelensky tetap berfokus pada upaya diplomatik untuk mengakhiri perang. Dengan musim dingin yang datang dan serangan yang tak terhentikan, masa depan Ukraina masih dipenuhi ketidakpastian, namun harapan untuk perdamaian tetap ada. (JOHANSIRAIT)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru