BREAKING NEWS
Rabu, 06 Agustus 2025

Dugaan Malapraktik di RSUD Djoelham Binjai, DPRD Soroti Pelayanan yang Buruk

Adelia Syafitri - Senin, 03 Maret 2025 15:53 WIB
319 view
Dugaan Malapraktik di RSUD Djoelham Binjai, DPRD Soroti Pelayanan yang Buruk
RSUD Djoelham Binjai
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BINJAI -Dugaan malapraktik yang terjadi di RSUD Djoelham Kota Binjai, Sumatera Utara, memicu sorotan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk anggota DPRD Kota Binjai, Ronggur Simorangkir.

Peristiwa ini bermula dari meninggalnya seorang pasien cuci darah, R Br Ketaren, yang diduga akibat kelalaian dalam proses perawatan di rumah sakit tersebut.

Baca Juga:

R Br Ketaren, seorang wanita berusia 75 tahun, meninggal dunia pada saat menjalani cuci darah kedua pada Sabtu (15/2/2025) di RSUD Djoelham.

Meninggalnya pasien yang videonya viral tersebut menjadi perhatian banyak pihak, termasuk Ronggur Simorangkir, yang mengungkapkan keprihatinannya terhadap insiden tersebut.

Baca Juga:

Ronggur meminta manajemen RSUD Djoelham untuk melakukan evaluasi dan perbaikan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

"Saya sangat prihatin melihat pelayanan di RSUD Djoelham. Banyak sekali aduan dari masyarakat terkait buruknya pelayanan di rumah sakit ini," ujar Ronggur, Senin (3/3/2025).

Dia juga menyoroti pelayanan yang dianggapnya buruk, dengan keluhan seperti ketus, cuek, dan lambat. "Jika anggota DPRD saja diperlakukan seperti itu, apalagi masyarakat biasa," tambahnya.

Kejadian dugaan malapraktik ini berawal ketika korban menjalani cuci darah pertama pada Rabu (12/2/2025) dan cuci darah kedua pada Sabtu (15/2/2025).

Saat menjalani cuci darah kedua, keluarga korban, khususnya anak korban, Tiopan, menyaksikan kejadian yang membingungkan dan mengkhawatirkan.

Tiopan melihat tim medis sedang menangani ibunya, dengan mobil pemadam kebakaran terparkir di rumah sakit dan alarm mesin hemodialisa berbunyi.

Tiopan menyatakan bahwa kekurangan air dalam mesin HD yang digunakan untuk proses cuci darah menjadi salah satu dugaan penyebab kematian ibunya.

Tiopan, yang juga seorang advokat, mencari tahu lebih lanjut tentang hal ini dan menemukan bahwa kekurangan air dalam proses cuci darah dapat menyebabkan komplikasi serius dan bahkan kematian.

Meski sudah mencoba meminta klarifikasi dari pihak RSUD Djoelham, hingga kini ia belum mendapat penjelasan yang memadai terkait kematian ibunya.

Selain dugaan malapraktik, Tiopan juga mengungkapkan beberapa keluhan terkait pelayanan di RSUD Djoelham, seperti akses lift yang terbatas hanya sampai pukul 18.00 WIB dan kondisi fasilitas rumah sakit yang dinilai tidak layak, seperti lampu yang remang-remang dan air kamar mandi yang berbau dan berwarna kuning.

Menanggapi hal ini, pihak RSUD Djoelham belum memberikan respons terkait konfirmasi yang diajukan.

(tb/a)

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
komentar
beritaTerbaru