BREAKING NEWS
Selasa, 29 Juli 2025

Macron di Indonesia: Mengurai Ambisi Strategis Prancis dan Paradoks Pertahanan Jakarta di Bawah Bayangan Sejarah yang Diabaikan

BITV Admin - Kamis, 29 Mei 2025 16:25 WIB
291 view
Macron di Indonesia: Mengurai Ambisi Strategis Prancis dan Paradoks Pertahanan Jakarta di Bawah Bayangan Sejarah yang Diabaikan
Shohibul Anshor Siregar
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Aspek ekonomi dan budaya dalam kunjungan Macron, serta komitmen bersama terhadap solusi konflik seperti Palestina, mencerminkan dimensi Liberalisme, menyoroti upaya membangun jembatan diplomasi dan kerja sama substantif melampaui kepentingan keamanan semata.

Ketiga, Geopolitik Kritis, pendekatan postmodern geografi politik, menganalisis bagaimana wacana dan representasi geografis dibangun dan digunakan membenarkan praktik kekuasaan. Pendekatan ini menyoroti aktor negara mengkonstruksi "ancaman" atau "mitra strategis" melalui bahasa dan narasi.

Baca Juga:

Pernyataan Macron menyebut Presiden Prabowo sebagai "teman baik" atau narasi tentang "akhir standar ganda" dalam isu Palestina dapat dianalisis sebagai konstruksi wacana berupaya membentuk persepsi dan memperkuat legitimasi kebijakan.

Sorotan Pernyataan Kunci dan Area Kerja Sama

Baca Juga:

Pemberitaan media internasional (AP News, Tempo.co, Xinhua, euronews.de, Élysée, GIFAS) konsisten menyoroti penguatan kerja sama pertahanan sebagai pilar utama kunjungan. Presiden Macron secara eksplisit menyebut potensi "pesanan baru untuk Rafale, Scorpènes, dan fregat ringan" beserta latihan gabungan, menandakan ambisi Prancis sebagai pemasok alutsista.

Presiden Prabowo Subianto melihat Prancis 'mitra utama dalam modernisasi peralatan pertahanan, termasuk dalam pengembangan industri pertahanan melalui produksi bersama dan transfer teknologi'. GIFAS mencatat Indonesia 'pelanggan terpenting kedua industri pertahanan Prancis di Indo-Pasifik, setelah India', menegaskan kepentingan ekonomi strategis di balik kerja sama ini. Dari sudut pandang realisme, ini langkah pragmatis Prancis mencari pijakan di kawasan, menemukan mitra ideal di Indonesia.

Selain pertahanan, dibahas pula kerja sama ekonomi dan pembangunan berkelanjutan. Macron mengundang perusahaan Indonesia berinvestasi di Prancis, dan kedua pemimpin berkomitmen pada "kerja sama konstruktif dalam pengembangan produk komoditas berkelanjutan dan menghindari pendekatan diskriminatif".

Ini menunjukkan fokus pada kemitraan ekonomi saling menguntungkan. Aspek ini, paling baik dipahami melalui lensa Liberalisme, mencakup kolaborasi dalam transisi energi, ketahanan pangan, dan transportasi ramah lingkungan. Ini menunjukkan keinginan mengatasi tantangan global melalui kolaborasi.

Isu konflik Israel-Palestina juga menjadi sorotan utama. Emmanuel Macron berharap sesuatu mungkin kontroversial bagi posisi historis Indonesia, yakni kehendak "memicu gerakan pengakuan bagi negara Palestina dalam kondisi tertentu". Kondisi ini meliputi demiliterisasi Hamas dan pengakuan hak Israel eksis.

Ia juga menyerukan "akhir standar ganda dalam hukum internasional". Presiden Prabowo Subianto menegaskan sesuatu mungkin kontroversial bagi Emmanuel Macron, "kemerdekaan bangsa Palestina ialah satu-satunya jalan mencapai perdamaian sejati".

Lebih krusial, ia menyatakan: "Segera setelah Palestina diakui oleh Israel, Indonesia siap mengakui Israel dan kami siap membangun hubungan diplomatik dengan Israel". Ini area Geopolitik Kritis memberikan wawasan penting.

Pernyataan Macron tentang "standar ganda" dan posisi tegas Prabowo, menunjukkan upaya menantang hegemoni narasi tertentu isu Timur Tengah. Sikap tegas Indonesia menantang narasi tertentu dan menegaskan komitmennya pada keadilan global, mencerminkan kebijakan luar negeri non-blok serta identitas dan aspirasi geopolitiknya.

Editor
: Abyadi Siregar
Tags
komentar
beritaTerbaru