BREAKING NEWS
Minggu, 15 Juni 2025

Born to Rule: Prabowo, Sumitro, dan Takdir Sejarah

Redaksi - Minggu, 15 Juni 2025 08:24 WIB
29 view
Born to Rule: Prabowo, Sumitro, dan Takdir Sejarah
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Oleh:Ahmad Humam Hamid

PADA pagi 1 Juni 2025 di Cibubur, pendirian Sumitro Djojohadikusumo Institute diumumkan dalam suasana yang nyaris seremonial. Namun, di balik gestur simbolis itu, tersimpan gema sejarah yang lebih dalam: bukan sekadar penghormatan terhadap sang begawan ekonomi Indonesia, Prof Sumitro Djojohadikusumo, melainkan juga upaya serius untuk menapaki kembali mimpi-mimpinya yang belum selesai.

Di pusat dari peristiwa itu berdiri putranya, Prabowo Subianto, presiden terpilih Indonesia yang tengah bersiap menanggung beban terbesar dalam hidupnya, mengubah ide menjadi kebijakan dan menjadikan sejarah keluarganya sebagai proyek kebangsaan.

Baca Juga:

Sumitro bukanlah nama kecil dalam sejarah Republik ini. Ia arsitek ekonomi nasional, seorang teknokrat yang menjembatani pemikiran liberal klasik dan pragmatisme pembangunan.

Pada masanya, ia menyerap pendidikan tinggi dari Belanda, Prancis, dan Inggris lalu menerjemahkannya dalam cetak biru untuk Indonesia yang maju, adil, dan berdaulat secara ekonomi.

Baca Juga:

Inspirasi Sumitro tidak datang dari ruang hampa. Ia menelaah dan mengagumi model pembangunan Prancis pasca-Perang Dunia II, khususnya pendekatan teknokratis yang dibangun Jean Monnet, tokoh di balik Commissariat au Plan. Bagi Sumitro, pembangunan ialah tugas negara, bukan sekadar pasar. Ia percaya pada kekuatan intervensi negara yang rasional dan terukur, demi menciptakan kemandirian nasional.

Namun, Sumitro, sebrilian apa pun pikirannya, ialah pemikir yang gagal menemukan panggung kekuasaan. Ia kerap berada di dekat pusat pengaruh, tapi tak pernah benar-benar memegang kendali tertinggi.

Justru anaknya, Prabowo Subianto, yang berangkat dari dunia militer, lembaga yang dulu sering berseberangan dengan jalan intelektual ayahnya, menemukan ulang gagasan-gagasan itu dan membawanya ke dalam arus utama politik Indonesia kontemporer.

Naiknya Prabowo ke panggung kepemimpinan nasional bukan semata hasil peruntungan elektoral, melainkan buah dari tiga fondasi kuat yang membentuk dirinya.

Pertama, ia lahir dari trah intelektual Sumitro, bukan hanya secara biologis, melainkan juga dalam atmosfer gagasan yang membentuknya sejak dini. Di lingkungan keluarga itu, diskusi tentang negara, strategi ekonomi, dan geopolitik ialah bagian dari kehidupan sehari-hari.

Kedua, ia menjadi bagian dari keluarga Cendana melalui pernikahannya dengan Titiek Soeharto, yang mempertemukannya dengan pusat kekuasaan politik Orde Baru.

Ketiga, ia bangsawan militer, mencapai posisi puncak di TNI Angkatan Darat, menjadikannya bagian dari elite pertahanan yang punya jejaring kuat dan loyalitas struktural yang tak terbentuk dalam semalam.

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
beritaTerkait
Komarudin Watubun Sindir Kemendagri Soal Polemik 4 Pulau Aceh: "Kurang Kerjaan!"
Menkes Usulkan Insentif Rp30 Juta untuk Dokter Spesialis di Daerah Terpencil, Menanti Persetujuan Presiden Prabowo
Rolex dari Prabowo untuk Timnas Indonesia: Erick Thohir Enggan Buka Suara
Kenaikan Gaji Hakim Diresmikan Prabowo, DPR: Saatnya Peradilan Jadi Benteng Keadilan yang Kuat
Staf Media Pribadi Presiden Prabowo Jadi Korban Love Scamming, Lapor ke Polda Banten
Gaji Hakim Naik 280%, SAKSI: Bukan Solusi Atasi Korupsi di Peradilan!
komentar
beritaTerbaru