Magelang – Mesin tangga angkut (stairlift) yang sempat menuai pro dan kontra di Candi Borobudur usai digunakan dalam kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Indonesia terpilih Prabowo Subianto pada 29 Mei 2025, kini tetap berada di lokasi, namun tidak dapat diakses publik.
Sebelumnya, Direktur PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney), Maya Watono, menyampaikan bahwa stairlift akan tetap terpasang setidaknya selama satu minggu setelah kunjungan kenegaraan, dan dapat digunakan oleh bhikkhu maupun pengunjung yang memiliki keterbatasan fisik.
"Itu stay sekitar satu minggu. Nanti para bhikkhu juga bisa naik," ujar Maya saat media briefing, 27 Mei lalu.
Namun, berdasarkan pantauan Kompas.com pada Sabtu (31/5/2025), kondisi lapangan menunjukkan fakta berbeda. Pintu selatan Candi Borobudur ditutup rapat, dibatasi pagar setinggi dua meter dengan terpal putih, serta dijaga ketat oleh petugas keamanan. Tidak ada akses maupun visual langsung ke area stairlift, yang bertolak belakang dengan klaim bahwa fasilitas itu bisa digunakan oleh publik pasca kunjungan.
Direktur PT Taman Wisata Borobudur, Mardijono Nugroho, saat dikonfirmasi enggan memberikan keterangan mendetail.
"Coba tanyakan ke (Kementerian) Kebudayaan, ya," ujarnya singkat.
Pemandu wisata di lokasi menyebutkan bahwa ramp kayu yang mengarah ke badan candi masih terpasang, namun telah ditutup dengan garis pengaman. Pada lantai tiga candi, tampak gapura dengan tirai hitam yang diyakini sebagai lokasi pemasangan stairlift.
Ketua Walubi Jawa Tengah, Tanto Soegito Harsono, menyatakan bahwa fasilitas tersebut sangat membantu bagi pengunjung yang mengalami keterbatasan fisik.
"Kaki saya juga sakit. Yang punya masalah kaki terbantu sekali," ucapnya.
Stairlift ini diketahui hanya mampu membawa satu orang dengan beban maksimal 150 kilogram dan digerakkan dengan baterai serta remote control.