Tim Pemenangan Ridha-Rani Tuding ASN di Medan Terlibat Pengerusakan APK Paslon, Akan Lapor Bawaslu

MEDAN -Tim pemenangan pasangan calon Wali Kota Medan nomor urut 2, Ridha Dharmajaya dan Abdul Rani, melaporkan dugaan pengerusakan alat peraga kampanye (APK) mereka yang terjadi di sejumlah titik di Kota Medan. Mereka menuding bahwa aksi perusakan tersebut melibatkan aparatur sipil negara (ASN), termasuk camat dan lurah yang mendapat perintah untuk menghancurkan APK paslon Ridha-Rani setelah debat pertama Pilwalkot Medan.

Sekretaris Tim Pemenangan Ridha-Rani, Boydo HK Panjaitan, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima pesan melalui aplikasi WhatsApp yang berisi instruksi kepada ASN untuk merusak APK paslon tersebut. Pesan tersebut, kata Boydo, berasal dari sejumlah ASN di Medan yang menginformasikan adanya gerakan yang diorganisir oleh camat, lurah, dan pejabat lain untuk menghancurkan baliho dan spanduk Ridha-Rani.

“Sehari setelah malam debat, tepatnya pada Sabtu (9/11) dan Minggu (10/11), kami mendapatkan beberapa pesan WhatsApp dari teman-teman ASN yang mengatakan bahwa ada perintah dari camat dan lurah untuk membersihkan dan menghancurkan APK kami di jalan-jalan utama dan protokol di Medan,” kata Boydo, Rabu (13/11/2024).

Awalnya, tim pemenangan Ridha-Rani menganggap pesan tersebut sebagai hoaks, namun pada akhirnya terbukti bahwa APK mereka memang dirusak di berbagai lokasi di 21 kecamatan di Medan. Boydo menilai perusakan APK ini sebagai tindakan yang tidak sah dan merusak proses demokrasi.

Boydo menjelaskan, perusakan APK paslon Ridha-Rani bukanlah aksi yang dilakukan secara alami, melainkan ada unsur kesengajaan. “Kami merasa bahwa informasi yang kami terima awalnya adalah hoaks, namun setelah kami cek ke lapangan, baliho dan spanduk kami benar-benar dirusak, tidak ada kerusakan karena faktor alam, tapi karena sengaja dihancurkan,” ujar Boydo.

Perusakan APK Ridha-Rani terjadi pada Sabtu (9/11) dan Minggu (10/11) di berbagai titik, termasuk di jalan-jalan utama kota. Baliho-baliho mereka ditemukan rusak, ada yang koyak dan dibuang ke parit, serta hilang begitu saja. Menurut Boydo, aksi perusakan tersebut mencerminkan tindakan premanisme yang bisa merusak tatanan demokrasi.

“Saya sangat prihatin melihat tindakan ini. Kalau dibiarkan, ini bisa merusak demokrasi yang kita junjung tinggi. Ini bukan hanya soal perusakan APK, tapi juga soal perilaku anarkis yang harus kita hindari dalam Pilkada Medan ini,” kata Boydo.

Menanggapi perusakan APK ini, tim pemenangan Ridha-Rani mengirimkan laporan resmi ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Medan. Mereka meminta agar Bawaslu segera menyelidiki dan mengusut tuntas siapa pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pengerusakan baliho dan spanduk pasangan calon nomor urut 2 tersebut.

“Kami dari tim kuasa hukum Paslon Ridha-Rani melaporkan ratusan APK yang dirusak dan hilang di 21 kecamatan Kota Medan. Peristiwa ini dimulai pada 9 November hingga hari ini. Banyak APK kami yang tidak hanya dirusak, tapi juga hilang begitu saja,” kata Rion Arios, salah satu kuasa hukum Ridha-Rani, dalam keterangannya pada Selasa (12/11/2024).

Boydo HK Panjaitan juga mengingatkan agar semua pihak, termasuk ASN, tidak lagi terlibat dalam aksi-aksi pengerusakan APK atau tindakan yang dapat merusak kedamaian Pilkada Medan. “Kami berharap kepada para camat, lurah, dan kepala lingkungan yang sudah terlibat, tolong hentikan tindakan ini. Jangan coba-coba lagi bermain api dalam Pilkada ini karena bisa membakar situasi yang tidak baik bagi Kota Medan,” ujar Boydo.

Tim pemenangan Ridha-Rani menyerukan agar Pilwalkot Medan 2024 dapat berlangsung damai, tanpa ada kekerasan atau pengrusakan yang merusak tatanan demokrasi. Mereka berharap Pilkada kali ini lebih banyak berbicara tentang gagasan dan program pembangunan untuk kemajuan Kota Medan.

“Kami ingin Pilkada Medan berjalan dengan damai, penuh kebahagiaan. Mari kita adu gagasan, adu program, dan bersama-sama membangun Kota Medan yang lebih baik,” tutup Boydo.

(N/014)