
Santri se-Sumatera Utara Ikuti Seleksi Debat Bahasa Asing, Persiapan Menuju MQKN 2025 di Sulsel
SUMUT Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara (Kanwil Kemenagsu) kembali menyelenggarakan Seleksi Debat Bahasa Arab dan B
Nasional
BITVONLINE.COM -Kisah kejayaan Salim Group, konglomerat yang mengukir prestasi gemilang selama tiga dekade, harus diakhiri secara dramatis dengan kejatuhan mereka saat krisis moneter 1998. Pendiri Salim Group, Sudono Salim, yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden kedua RI Soeharto, menjadi pusat perhatian dalam perjalanan kisah ini.
Sudono Salim, awalnya seorang pengusaha impor cengkeh dan logistik tentara, menjalin hubungan yang erat dengan Kolonel Soeharto. Ketika Soeharto naik ke tampuk kekuasaan, hubungan Salim dengan presiden tersebut semakin kuat. Salim Group, melalui bisnisnya yang meluas, menjadi salah satu pilar ekonomi Indonesia.
Namun, kehancuran tiba tiba dalam waktu singkat pada Mei 1998. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia mempengaruhi banyak sektor, termasuk Salim Group. Bank Central Asia (BCA), salah satu aset terbesar Salim Group, terkena dampak paling parah. Nasabah menarik dana secara besar-besaran, mengancam kelangsungan hidup bank tersebut.
Baca Juga:
Kedekatan Salim dengan Soeharto menjadi boomerang bagi mereka. Sentimen anti-Soeharto, yang dipicu oleh krisis ekonomi dan kemelut politik, mengarah pada kemarahan massa yang menargetkan Salim sebagai simbol kekayaan dan kekuasaan. Kerusuhan rasial yang terjadi pada 13 Mei 1998 menyebabkan rumah dan bisnis Salim menjadi sasaran amukan massa.
Anthony Salim, salah satu anggota keluarga Salim, harus menyaksikan sendiri bagaimana rumahnya dibakar dan dirusak oleh massa yang marah. Situasi tersebut mendorongnya untuk meninggalkan Indonesia demi keselamatan diri sendiri.
Baca Juga:
Setelah kerusuhan mereda dan Soeharto lengser, Salim Group terpaksa merelakan BCA diambil alih oleh pemerintah melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Pengambilalihan ini menandai akhir dari kejayaan Salim Group dalam sektor perbankan.
Namun, meskipun mengalami kehancuran yang memilukan, Salim Group tidak menyerah. Mereka mulai bangkit kembali, memperluas bisnisnya ke berbagai sektor seperti migas, konstruksi, dan perbankan.
Kisah kejayaan dan kehancuran Salim Group menjadi pelajaran berharga bagi dunia bisnis Indonesia, mengingatkan bahwa kekuasaan dan kejayaan tidak selalu abadi.
(N/014)
SUMUT Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara (Kanwil Kemenagsu) kembali menyelenggarakan Seleksi Debat Bahasa Arab dan B
NasionalJAKARTA Dokter sekaligus figur publik Reza Gladys akhirnya buka suara terkait kabar ibundanya yang mengalami gangguan jiwa. Dalam tayangan
EntertainmentJAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Joedianto Soejonopoetro (JS), Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk., sebagai sa
NasionalNTB Mantan Wakil Bupati Sumbawa, Dewi Noviyani (DN), akhirnya memenuhi panggilan penyidik Polresta Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pad
NasionalJAKARTA Aplikasi permainan Roblox tengah menjadi perhatian pemerintah dan para ahli psikologi anak karena dinilai mengandung unsur kekeras
Sains & TeknologiBANGLI Menyambut Dirgahayu Republik Indonesia ke80, Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polres Bangli menggelar kegiatan bertajuk Gerakan Pol
NasionalJAKARTA Ketua Ikatan Media Online (IMO) Indonesia, Yakub F. Ismail, menyampaikan apresiasi tinggi atas keputusan Kapolri Jenderal Listyo S
NasionalJEPANG Jepang memperingati 80 tahun tragedi bom atom Hiroshima dengan menggelar doa dan mengheningkan cipta di Taman Peringatan Perdamaian,
InternasionalJAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan memanggil mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, danTeknologi (Mendikbudristek), Nad
NasionalLANGKAT Bupati Langkat, Syah Afandin, menyatakan komitmen kuatnya dalam mendukung pelaksanaan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Min
Pemerintahan