BREAKING NEWS
Rabu, 30 Juli 2025

Gunung Marapi Kembali Erupsi, Ketinggian Kolom Abu Tidak Teramati

BITVonline.com - Jumat, 16 Februari 2024 06:15 WIB
23 view
Gunung Marapi Kembali Erupsi, Ketinggian Kolom Abu Tidak Teramati
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

AGAM –Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali mengguncang pada Jumat siang ini dengan erupsi yang terjadi sekitar pukul 11:18 WIB. Meskipun ketinggian kolom abu saat erupsi tidak teramati secara langsung, kepala Pos Pengamatan Gunung (PPG) Marapi, Teguh Purnomo, memberikan laporan resmi mengenai peristiwa ini.

Erupsi Gunung Marapi kali ini terekam melalui seismogram dengan amplitudo maksimum mencapai 30.2 milimeter dan berlangsung selama sekitar 43 detik. Saat ini, Gunung Marapi berada pada Status Level III Siaga.

Selama lima hari terakhir, Gunung Marapi telah mengalami erupsi sebanyak 16 kali, dengan total hembusan erupsi mencapai 208 kali. PPG Marapi terus mengimbau masyarakat agar tidak mendekati area Gunung Marapi dan beraktivitas dalam radius 4,5 kilometer dari kawah. Selain itu, masyarakat yang tinggal di daerah lembah atau aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi diminta untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya lahar, terutama selama musim hujan.

Baca Juga:

PVMBG telah menetapkan status Gunung Marapi menjadi Siaga sejak Selasa, 9 Januari 2024, karena aktivitas erupsi dan kegempaan yang terjadi secara terus-menerus selama lebih dari satu bulan terakhir. Perubahan tipe erupsi dari freatik menjadi magmatik juga telah diamati, yang menyebabkan perluasan zona bahaya dari 3 kilometer menjadi 4,5 kilometer dari puncak atau kawah.

Erupsi pertama Gunung Marapi terjadi pada 3 Desember 2023, lebih dari dua bulan yang lalu, yang menyebabkan 24 orang pendaki meninggal dunia. Sejak saat itu, erupsi terus berlangsung tanpa henti, memberikan ancaman dan gangguan bagi masyarakat sekitar.

Baca Juga:

(K/09)

Tags
komentar
beritaTerbaru
Gurita Serakahnomics

Gurita Serakahnomics

OlehAde AlawiFENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah

Opini