Ledakan Petasan Gegerkan Leuwiliang Saat Toko Mainan Terbakar

BOGOR -Langit Leuwiliang, Kabupaten Bogor, berubah menjadi merah membara saat suara ledakan petasan menggema tanpa henti kala waktu magrib.

Suasana yang biasanya tenang berubah mencekam akibat kebakaran hebat yang melanda sebuah toko mainan dan petasan di pinggir jalan raya Leuwiliang pada Minggu malam (13/4).

Ledakan petasan yang berlangsung selama sekitar tiga jam itu memicu kepanikan warga.

Petasan beterbangan dan meledak di udara seperti pesta kembang api, disertai suara menggelegar yang terdengar hingga kejauhan.

Momen tersebut direkam oleh warga dan viral di media sosial.

Kebakaran Dipicu Korsleting Listrik

Komandan Regu Pemadam Kebakaran Sektor Leuwiliang, Mulyana, menyebutkan kebakaran diduga kuat disebabkan korsleting listrik.

Pihak pemadam kebakaran menerima laporan sekitar pukul 18.30 WIB dan langsung bergerak ke lokasi.

"Yang terbakar itu toko mainan, yang memang di dalamnya ada berbagai macam bahan petasan. Ledakan terjadi terus selama proses pemadaman," kata Mulyana.

Meski menimbulkan kepanikan, beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Namun, petasan-petasan yang tersimpan dalam toko terus meledak hingga proses pendinginan berlangsung.

Kerugian Ditaksir Capai Rp 600 Juta

Kapolsek Leuwiliang, Kompol Maryanto, mengatakan bahwa pemilik toko menaksir kerugian mencapai Rp 500–600 juta.

Hingga saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab pasti kebakaran.

"Untuk penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan. Tidak ada korban jiwa, hanya kerugian materi," ujarnya, Senin (14/4/2025).

Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 22.30 WIB setelah petugas berjibaku selama berjam-jam di tengah ledakan petasan yang terus berlangsung.

Warga Panik, Medsos Dibanjiri Video

Video amatir yang merekam detik-detik langit Leuwiliang diterangi ledakan petasan dengan asap putih bercampur cahaya oranye dari api kebakaran telah tersebar luas di berbagai platform media sosial.

Sebagian warga menonton dari kejauhan, namun tak sedikit juga yang memilih mengungsi karena takut terkena ledakan acak.

Peristiwa ini menjadi pengingat akan bahaya penyimpanan bahan peledak ringan seperti petasan di area padat penduduk.*

(d/a008)