Pertikaian antara dua kelompok tersebut bukanlah peristiwa baru.
Menurut warga, konflik serupa telah berulang kali terjadi selama bertahun-tahun dan menimbulkan banyak korban luka maupun meninggal dunia.
"Sudah lama mereka saling serang. Kadang berhenti sebentar, lalu perang lagi. Kami pun nggak tahu apa sebenarnya yang dipermasalahkan," ujar seorang warga dengan nada prihatin.
Bentrokan sempat mereda setelah personel Polres Pelabuhan Belawan dan Polsek Belawan turun ke lokasi.
Namun, upaya penertiban sempat mendapat perlawanan dari massa berupa lemparan batu.
Hingga Minggu pagi, polisi masih berjaga di lokasi kejadian untuk mencegah bentrokan susulan.
Warga pun mengaku resah atas kondisi yang tidak kunjung aman.
"Yang bertikai ini rata-rata masih di bawah umur, banyak yang belum 17 tahun. Kami sebagai warga sangat resah, bahkan tidur pun tidak tenang. Rumah-rumah juga banyak yang rusak kena lemparan batu," ujar warga lainnya.
Kematian Dim dikhawatirkan memicu aksi balas dendam dari pihak Gudang Arang.
Masyarakat mendesak aparat penegak hukum untuk bertindak tegas terhadap para pelaku yang membawa senjata tajam maupun senjata api rakitan.
Kapolsek Belawan, AKP Ponijo, membenarkan adanya insiden tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku penembakan.
"Kami masih menunggu laporan resmi dari keluarga korban. Sementara ini, kami fokus pada pengamanan lokasi agar tidak terjadi bentrokan susulan," ujarnya.*