BREAKING NEWS
Minggu, 02 November 2025

Ketum Kombatan Pertanyakan: Adakah Gubernur yang Bisa Bebaskan Jakarta dari Macet?

Ida Bagus Wedha - Sabtu, 01 November 2025 23:03 WIB
Ketum Kombatan Pertanyakan: Adakah Gubernur yang Bisa Bebaskan Jakarta dari Macet?
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Komunitas Banteng Asli Nusantara (DPN Kombatan), Budi Mulyawan. (foto: Ist/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Komunitas Banteng Asli Nusantara (DPN Kombatan), Budi Mulyawan, menyoroti persoalan kemacetan di Jakarta yang kian parah dan belum terselesaikan secara menyeluruh.

Ia mempertanyakan keberadaan calon pemimpin yang benar-benar mampu membebaskan Ibu Kota dari masalah yang sudah menjadi persoalan menahun ini.

"Jakarta sebagai kota global dan ibu kota negara seharusnya bisa bebas dari kemacetan. Pertanyaannya sekarang, adakah Gubernur Jakarta yang benar-benar mampu membebaskan kota ini dari macet?" ujar Budi Mulyawan dalam pernyataannya di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).

Baca Juga:

Budi menekankan bahwa secara historis, tata kota Jakarta telah dirancang dengan baik sejak masa kolonial, mulai dari Plan Zuid pada 1910-an hingga Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2030.

Perencanaan ini diarahkan agar Jakarta menjadi kota modern, berkelanjutan, dan berdaya saing global. Namun, pelaksanaan dan penegakan kebijakan selama ini tidak konsisten.

Menurut Budi, pertumbuhan pesat jumlah penduduk dan kendaraan tidak diimbangi dengan pengembangan infrastruktur dan disiplin berlalu lintas.

Meski proyek transportasi massal seperti MRT, LRT, dan TransJakarta sudah berjalan, dampaknya terhadap kemacetan masih terasa minim.

"Jumlah kendaraan terus meningkat, sedangkan kapasitas jalan tetap terbatas. Ditambah lagi, kesadaran disiplin masyarakat dalam berlalu lintas masih rendah," tambahnya.

Data Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menunjukkan jumlah kendaraan di Jakarta mencapai lebih dari 23 juta unit, belum termasuk kendaraan dari wilayah penyangga seperti Bekasi, Depok, Tangerang, dan Bogor.

Budi menekankan bahwa kemacetan bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi hingga Rp100 triliun per tahun akibat waktu produktif yang hilang, pemborosan bahan bakar, serta dampak lingkungan seperti polusi udara.

Budi menyebut langkah Pemprov DKI yang mulai menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mengatur lampu lalu lintas di beberapa titik, seperti Tomang, Grogol, dan Kuningan, sebagai langkah positif.

Namun, ia menegaskan bahwa teknologi semata belum menyentuh akar masalah.

Editor
: Adelia Syafitri
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Polisi Tangkap Pemasok Narkoba Artis Onadio Leonardo di Sunter
Snapdragon 8 Gen 5 Siap Meluncur, Jadi Versi “Ringan” dari Seri Elite
Onad Positif Ganja dan Ekstasi, Istri Dipastikan Negatif
Megawati Tegaskan: Kolonialisme Belum Berakhir, Kini Hadir Lewat Data dan Algoritma
Food Tray MBG Diduga Dipalsukan, Polisi Periksa Sejumlah Saksi
USD 1,3 Miliar dari Eropa, Rano Karno Perkuat Ekonomi Kreatif Jakarta
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru