BREAKING NEWS
Senin, 28 Juli 2025

Tinjau TSTH2 Humbahas, Wapres Gibran Apresiasi Inovasi Riset dan Hilirisasi Produk Herbal-Hortikultura

Abyadi Siregar - Sabtu, 17 Mei 2025 07:30 WIB
195 view
Tinjau TSTH2 Humbahas, Wapres Gibran Apresiasi Inovasi Riset dan Hilirisasi Produk Herbal-Hortikultura
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JHUMBAHAS - Dalam rangkaian hari terakhir kunjungan kerjanya di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Provinsi Sumatera Utara, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka bersama Ibu Selvi Gibran meninjau langsung Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) di Kecamatan Pollung, Jumat (16/5).

Wapres Gibran memberikan apresiasi tinggi terhadap inovasi riset dan upaya hilirisasi berbagai komoditas unggulan lokal yang dikembangkan di kawasan tersebut.

"Saya rasa ini sangat luar biasa. Biasanya kita membicarakan hilirisasi nikel dan lain-lain, ini ada hilirisasi kemenyan. Ini sangat mendukung visi Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan kemandirian pangan nasional," ujar Wapres Gibran.

Baca Juga:

Turut mendampingi dalam kunjungan tersebut, Gubernur Sumut Bobby Nasution dan Ketua TP PKK Sumut Kahiyang Ayu, serta Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.

Fokus Hilirisasi dan Penguatan Bibit Unggul

Baca Juga:

TSTH2 tengah aktif mengembangkan berbagai tanaman herbal seperti kunyit, bunga telang, dan kentang untuk menghasilkan bioetanol dan produk fungsional lainnya. Salah satu fokus utama riset adalah hilirisasi tanaman kemenyan, komoditas khas dari Humbahas yang dinilai potensial untuk pasar ekspor dan industri kesehatan.

Wapres menegaskan bahwa sektor pertanian harus mendapat perhatian besar sebagai fondasi kemandirian bangsa.

"TSTH2 ini harus bisa jadi pusat penyedia bibit unggul dalam negeri. Saya titip juga agar anak-anak muda dilibatkan aktif. Pertanian itu bisa keren kalau dibarengi teknologi dan inovasi," tegasnya.

"Pabrik Bibit" Skala Nasional

Dalam kesempatan yang sama, Luhut Pandjaitan menyebut bahwa keberadaan TSTH2 bisa menjadi pengganti ketergantungan bibit impor.

"Sederhananya, ini adalah pabrik bibit. Adaptif terhadap lingkungan lokal. Tidak perlu lagi impor," ungkapnya.

Direktur TSTH2, Sri Fatmawati, menjelaskan bahwa fasilitas riset ini berdiri di atas lahan 500 hektare dalam kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK). Lengkap dengan green house, screen house, pilot plant ekstraksi herbal, laboratorium pascapanen, gene bank tanaman obat, dan produksi biofertilizer.

Editor
: Justin Nova
Tags
komentar
beritaTerbaru