Kepala Desa Olehsari, Joko Mukhlis, mengungkapkan rasa syukur atas kelancaran pelaksanaan tradisi tahunan tersebut.
"Ritual ini digelar sebagai upaya bersih desa untuk menghindarkan desa dari marabahaya dan wabah penyakit atau tolak bala," ujarnya, Sabtu (5/4).
Seblang Olehsari merupakan salah satu ritual tertua di Banyuwangi yang diwariskan secara turun-temurun.
Setiap tahunnya, seorang penari perempuan yang diyakini terpilih secara supranatural menari dalam kondisi kesurupan (trance) selama tujuh hari penuh.
Tahun ini, penari Seblang kembali diperankan oleh Dwi Putri Ramadani (21), yang telah beberapa kali dipercaya membawakan tarian sakral tersebut.
Dalam kondisi trance, Putri menari dengan lincah mengenakan mahkota kepala (omprog) dari daun kelapa, diiringi lantunan gending-gending Seblang yang khas dan mistis.
Puncak prosesi kerap mengundang antusiasme penonton ketika selendang yang digunakan penari dilempar ke arah kerumunan.
Siapa pun yang mendapat selendang tersebut wajib naik ke panggung untuk menari bersama sang Seblang.
"Seblang Olehsari merupakan ritual kuno sejak zaman leluhur. Penarinya berasal dari garis keturunan penari sebelumnya," jelas Joko.