BREAKING NEWS
Minggu, 01 Juni 2025

Tari Tor-Tor: Warisan Budaya Batak yang Sarat Makna dan Perlu Dilestarikan

Adelia Syafitri - Senin, 19 Mei 2025 07:40 WIB
198 view
Tari Tor-Tor: Warisan Budaya Batak yang Sarat Makna dan Perlu Dilestarikan
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BITVONLINE.COM – Indonesia dikenal sebagai negeri dengan kekayaan budaya yang luar biasa, salah satunya tercermin dalam ragam seni tari tradisional dari berbagai suku.

Dari tanah Batak di Sumatera Utara, Tari Tor-Tor menjadi salah satu warisan budaya yang tak hanya menampilkan keindahan gerak, tetapi juga menyimpan makna spiritual dan sosial yang mendalam.

Tari Tor-Tor bukan sekadar pertunjukan hiburan. Sejak dahulu, tarian ini menjadi medium komunikasi masyarakat Batak dengan roh leluhur serta ekspresi syukur dan harapan dalam berbagai upacara adat.

Baca Juga:

Nama "Tor-Tor" sendiri berasal dari suara hentakan kaki penari di atas papan lantai, menciptakan bunyi ritmis yang khas.

Tari ini dahulu erat kaitannya dengan kepercayaan animisme, sebelum masuknya agama-agama besar seperti Kristen dan Islam ke wilayah Batak.

Baca Juga:

Meski kini fungsinya telah berkembang menjadi bagian dari seni pertunjukan dan budaya populer, unsur spiritual tetap melekat dalam penyajiannya.

Makna dan Nilai Budaya

Setiap gerakan dalam Tari Tor-Tor memiliki filosofi. Tangan yang terangkat melambangkan doa dan penghormatan, sedangkan gerakan yang dilakukan secara serempak menggambarkan persatuan dan gotong-royong, dua nilai utama dalam budaya Batak.

Tak jarang, tarian ini juga dipakai untuk menyampaikan harapan akan kesejahteraan, perlindungan, dan keberhasilan.

Karakteristik yang Khas

Daya tarik Tari Tor-Tor tak lepas dari perpaduan gerak harmonis, musik gondang yang menghentak, serta busana adat Batak yang penuh warna dan makna simbolik.

Penari mengenakan ulos, kain tenun tradisional yang melambangkan kehormatan dan identitas Batak, lengkap dengan aksesori adat.

Tak hanya itu, jenis Tari Tor-Tor pun beragam sesuai konteks upacara.

Ada Tor-Tor Pangurason untuk pembersihan tempat, Tor-Tor Sipitu Cawan yang melambangkan doa atas tujuh aspek kehidupan, hingga Tor-Tor Tunggal Panaluan yang menggambarkan komunikasi sakral dengan leluhur.

Interaksi Budaya yang Mengakar

Dalam beberapa kesempatan, penonton pun kerap diajak menari bersama penampil.

Interaksi ini mempererat hubungan antargenerasi dan mengenalkan budaya Batak kepada khalayak luas, baik nasional maupun internasional.

Dengan segala kekayaan nilai budaya dan sejarahnya, Tari Tor-Tor menjadi simbol identitas Batak yang wajib dilestarikan.

Generasi muda diharapkan dapat terus menjaga, mempelajari, dan mempromosikan tarian ini, agar tetap hidup di tengah arus globalisasi dan modernisasi budaya.

Tari Tor-Tor bukan hanya milik Batak, tetapi juga aset budaya Indonesia yang pantas dibanggakan dunia.*

(tv/a008)

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
beritaTerkait
CSR Sarulla Operations Ltd 2025 Fokus pada Petani Bawang Merah dan Penenun Ulos
Pinar Uluni Horbou Hiasi Gerbang Tol di Simalungun, Simbol Kearifan Lokal Batak
Mengenal Marga Batak: Identitas Keturunan dan Penjaga Warisan Budaya Sumatera Utara
Dalihan Na Tolu, Pilar Sosial Batak Toba yang Terus Hidup di Tengah Arus Modernisasi
Shohibul Anshor Siregar: “Pusuk Buhit Bukan Milik Orang Batak, Tapi Pusuk Buhit yang Memiliki Orang Batak”
Sigale-Gale: Patung Mistis Penari dari Danau Toba yang Sarat Makna dan Sejarah
komentar
beritaTerbaru