
Santri se-Sumatera Utara Ikuti Seleksi Debat Bahasa Asing, Persiapan Menuju MQKN 2025 di Sulsel
SUMUT Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara (Kanwil Kemenagsu) kembali menyelenggarakan Seleksi Debat Bahasa Arab dan B
NasionalBITVONLINE.COM -Dalam dunia literasi dan intelektual Islam di Indonesia, nama Dr. H. Fahruddin Faiz, S.Ag., M.Ag. menjelma sebagai ikon filsuf Muslim yang mampu menjembatani agama dan filsafat dengan gaya yang membumi dan menyentuh hati.
Melalui ceramah-ceramahnya yang populer di berbagai platform media sosial dan karya-karya tulisnya yang reflektif, Fahruddin Faiz telah menginspirasi ribuan bahkan jutaan jiwa untuk merenung lebih dalam tentang kehidupan, spiritualitas, dan nilai kemanusiaan.
Baca Juga:
Lahir di Mojokerto pada 16 Agustus 1975, Fahruddin Faiz menempuh pendidikan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dari jenjang sarjana hingga doktoral.
Ia kini dikenal sebagai dosen sekaligus Wakil Dekan di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.
Namun, perannya tidak hanya sebatas akademisi.
Ia juga dikenal sebagai pengasuh kajian "Ngaji Filsafat" yang telah berlangsung sejak tahun 2013 di Masjid Jenderal Sudirman Yogyakarta, sebuah ruang yang menyatukan nilai-nilai spiritual dan kedalaman berpikir dalam satu majelis.
Melalui kajian tersebut, Fahruddin Faiz memperkenalkan cara berpikir filsafat yang tidak menjauhkan diri dari agama, justru memperdalam pemahaman keislaman dengan pendekatan rasional dan kontemplatif.
Kajian itu kini telah menjangkau pendengar dari berbagai kalangan melalui rekaman dan unggahan di media sosial.
Tak hanya aktif berdakwah dan mengajar, ia juga produktif dalam menulis buku.
Beberapa karya terkenalnya antara lain Filosofi Cinta Kahlil Gibran, Menjadi Manusia Menjadi Hamba, Filsafat Kebahagiaan, Menghilang, Menemukan Diri Sejati, dan Mati Sebelum Mati Buka Kesadaran Hakiki.
Buku-buku ini membahas topik yang sangat relevan, mulai dari cinta, spiritualitas, kebahagiaan, hingga makna hidup.
Lebih dari sekadar akademisi, Fahruddin Faiz adalah pemikir yang mengajak publik untuk berani berpikir dan merenung.
Kutipan-kutipannya pun sering viral, seperti: "Lebih baik membatalkan satu keinginan daripada berupaya terlalu keras mendapatkan sampai mengorbankan banyak hal yang lebih penting." atau "Engkau tidak takut kegelapan tapi sebenarnya yang engkau takuti adalah apa yang ada di balik kegelapan."
Dengan dedikasi dan kontribusinya, Fahruddin Faiz telah membuktikan bahwa filsafat bukan sekadar wacana akademik, melainkan alat untuk memahami dan memperbaiki kehidupan.*
(bn/a008)
SUMUT Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara (Kanwil Kemenagsu) kembali menyelenggarakan Seleksi Debat Bahasa Arab dan B
NasionalJAKARTA Dokter sekaligus figur publik Reza Gladys akhirnya buka suara terkait kabar ibundanya yang mengalami gangguan jiwa. Dalam tayangan
EntertainmentJAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Joedianto Soejonopoetro (JS), Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk., sebagai sa
NasionalNTB Mantan Wakil Bupati Sumbawa, Dewi Noviyani (DN), akhirnya memenuhi panggilan penyidik Polresta Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pad
NasionalJAKARTA Aplikasi permainan Roblox tengah menjadi perhatian pemerintah dan para ahli psikologi anak karena dinilai mengandung unsur kekeras
Sains & TeknologiBANGLI Menyambut Dirgahayu Republik Indonesia ke80, Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polres Bangli menggelar kegiatan bertajuk Gerakan Pol
NasionalJAKARTA Ketua Ikatan Media Online (IMO) Indonesia, Yakub F. Ismail, menyampaikan apresiasi tinggi atas keputusan Kapolri Jenderal Listyo S
NasionalJEPANG Jepang memperingati 80 tahun tragedi bom atom Hiroshima dengan menggelar doa dan mengheningkan cipta di Taman Peringatan Perdamaian,
InternasionalJAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan memanggil mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, danTeknologi (Mendikbudristek), Nad
NasionalLANGKAT Bupati Langkat, Syah Afandin, menyatakan komitmen kuatnya dalam mendukung pelaksanaan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Min
Pemerintahan