Tradisi Pangguni Uthiram Umat Hindu Tamil di Lubuk Pakam Menarik Perhatian Masyarakat

LUBUK PAKAM -Umat Hindu etnis Tamil kembali menggelar upacara suci Maha Puja Pangguni Uthiram di Shri Thendayuthbani Kuil, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (11/4/2025).

Tradisi yang telah dilaksanakan sejak 1999 ini tetap menjadi daya tarik masyarakat luas karena kekhusyukan ritual dan keunikan prosesi yang diselenggarakan.

Salah satu momen paling menarik perhatian adalah pawai para penazar yang berkeliling Kota Lubuk Pakam dengan kondisi tubuh dan wajah yang dicucuk besi sebagai bentuk nazar spiritual.

Tahun ini, tercatat ada 7 orang penazar yang mengikuti prosesi tersebut, dimulai dari area sungai Malinda (Kualanamu).

Warga terlihat antusias menyaksikan prosesi dari awal, bahkan sejak pagi telah memadati lokasi demi mengabadikan momen langka ini dengan ponsel mereka.

"Untuk di Indonesia, pusat kegiatan Maha Puja Pangguni Uthiram tahun ini berada di Shri Thendayuthbani Kuil, Lubuk Pakam.

Kami memulai rangkaian dari Rabu lalu dengan penaikan bendera, kemudian malam harinya diadakan arak-arakan Dewa Murugan, dan hari ini adalah puncaknya," ujar Mohan, panitia sekaligus pemuda Tamil setempat.

Ia menambahkan, tahun ini menjadi lebih spesial karena ada beberapa hal baru yang dihadirkan. Salah satunya adalah peresmian patung Dewa Murugan setinggi 9 meter dan Dewa Ganesha setinggi 7 meter.

Selain itu, Pangguni Uthiram kini juga telah masuk sebagai bagian dari kalender pariwisata Deli Serdang dan kuil Shri Thendayuthbani resmi ditetapkan sebagai cagar budaya yang berdiri sejak tahun 1813.

Yang lebih membanggakan lagi, prosesi tahun ini turut mendapat perhatian dari Bupati Deli Serdang, dr Asri Ludin Tambunan, yang hadir langsung ke lokasi nazar cucuk lidah di sungai Malinda.

"Semoga ke depannya kegiatan ini bisa lebih semarak lagi dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah, baik dari Bupati maupun Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata," harap Mohan.

Dengan semangat keberagaman, tradisi ini bukan hanya menjadi simbol pengabdian spiritual umat Hindu Tamil, tetapi juga menjadi ajang mempererat toleransi dan daya tarik budaya yang patut dijaga bersama.*

(tb)