JAKARTA – Menteri Pendidikan Denmark, Mattias Tesfaye, mengumumkan bahwa pemerintah akan segera melarang penggunaan handphone (HP) di sekolah. Aturan tersebut sedang disusun dalam rancangan undang-undang baru yang bertujuan mengurangi ketergantungan anak-anak pada perangkat digital di lingkungan pendidikan.
"Kami telah memutuskan untuk memberikan dukungan pemerintah terhadap gagasan ini dan itulah sebabnya kami mulai mempersiapkan perubahan undang-undang," kata Mattias Tesfaye kepada surat kabar harian Denmark Politiken, seperti dilansir AFP, Selasa (25/2/2025).
Tesfaye mengungkapkan bahwa, meskipun rincian undang-undang tersebut belum ditandatangani, perangkat pribadi seperti ponsel dan tablet tidak akan diizinkan di sekolah, baik selama waktu istirahat maupun saat pelajaran berlangsung.
Menteri Kebudayaan Jakob Engel-Schmidt juga mengungkapkan keprihatinannya terkait dampak negatif penggunaan layar pada anak-anak. "Saya yakin layar merampas masa kecil banyak anak-anak kita," katanya dalam sebuah konferensi pers yang turut menyoroti pentingnya kesejahteraan mental anak-anak.
Rencana ini muncul setelah rekomendasi dari Komisi Kesejahteraan Pemuda, yang juga merekomendasikan pembatasan penggunaan ponsel pintar bagi anak-anak yang berusia 13 tahun ke atas. Rasmus Meyer, Presiden Komisi Kesejahteraan Pemuda, menekankan bahwa pembatasan usia penggunaan ponsel bukanlah keputusan yang perlu ditetapkan oleh hukum, melainkan terkait dengan kesejahteraan anak.
Kesejahteraan Anak dan Pengaruh Ponsel
"Begitu ponsel masuk ke kamar tidur anak, ponsel itu akan memenuhi semua ruang. Itu berisiko menghancurkan harga diri mereka. Begitu mereka memegang gadget, kesejahteraan mereka akan terganggu," ujar Meyer, mengungkapkan dampak psikologis yang dapat ditimbulkan dari penggunaan ponsel yang berlebihan.
Dengan adanya langkah ini, Denmark berharap dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih fokus dan sehat bagi anak-anak serta mengurangi gangguan yang ditimbulkan oleh perangkat digital.