BREAKING NEWS
Selasa, 21 Oktober 2025

Ketika Sakit Datang, Ini Doa yang Diajarkan Para Nabi

Adam - Selasa, 21 Oktober 2025 07:41 WIB
Ketika Sakit Datang, Ini Doa yang Diajarkan Para Nabi
Ilustrasi. (foto: AI/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

MEDAN — Dalam ajaran Islam, sakit bukan sekadar kondisi fisik yang melemahkan, tetapi juga menjadi bagian dari ujian kehidupan yang penuh makna.

Setiap nyeri, demam, atau rasa tidak nyaman adalah pengingat bahwa manusia memiliki keterbatasan dan senantiasa membutuhkan pertolongan dari Allah SWT.

Rasulullah SAW menegaskan dalam sabdanya, "Tidaklah seorang Muslim tertimpa kelelahan, penyakit, kesedihan, kesusahan, gangguan, bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapus sebagian dosa-dosanya karenanya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Baca Juga:

Hadis ini menunjukkan bahwa setiap rasa sakit dapat menjadi jalan penggugur dosa jika dihadapi dengan sabar dan tawakal.

Dalam menghadapi sakit, umat Islam tidak hanya disarankan untuk mencari pengobatan medis, tetapi juga memperkuat ikhtiar batin melalui doa.

Seperti dikutip dari buku 7 Kode Rahasia Al-Fatihah karya Dr. H. Miftahur Rahman, M.A., doa bukan hanya permintaan untuk sembuh, tetapi juga bentuk pengakuan akan kelemahan manusia di hadapan Sang Maha Kuasa.

Salah satu doa yang menjadi rujukan utama berasal dari Nabi Ibrahim AS dalam Al-Qur'an surat Asy-Syu'ara ayat 80:

"Wa iżā mariḍtu fa huwa yasyfīn"
Artinya: "Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku."

Ayat ini mempertegas bahwa kesembuhan sejati datang bukan semata dari obat, melainkan dari kehendak Allah SWT.

Rasulullah SAW juga mengajarkan doa khusus untuk memohon kesembuhan:

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، أَذْهِبِ الْبَأْسَ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي، لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
"Ya Allah, Tuhan seluruh manusia, hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah. Engkaulah yang Maha Penyembuh. Tiada kesembuhan selain dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit." (HR. Bukhari dan Muslim)

Doa ini menjadi simbol pasrah dan ketergantungan total kepada Allah, serta menumbuhkan keyakinan bahwa hanya Dia yang mampu memberikan kesembuhan secara total.

Kisah Nabi Ayyub AS menjadi contoh keimanan yang luar biasa saat menghadapi sakit.

Dalam surat Al-Anbiya ayat 83, disebutkan doanya yang penuh kelembutan dan kesabaran:

"Wa ayyụba iż nādā rabbahū annī massaniyaḍ-ḍurru wa anta ar-ḥamur-rāḥimīn"
Artinya: "Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang."

Doa ini mencerminkan bahwa meski dilanda sakit berat, Nabi Ayyub tetap berserah diri dengan penuh adab, tanpa keluh kesah berlebihan.

Islam juga mendorong umatnya untuk saling mendoakan, terutama saat salah satu di antara mereka sedang sakit.

Rasulullah SAW mengajarkan doa singkat namun penuh makna:

"As'alullāhal 'aẓīm, rabbal 'arsyil 'aẓīm, an yasyfiyaka"
Artinya: "Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Tuhan Arasy yang agung, agar Dia menyembuhkanmu." (HR. Tirmidzi)

Mendoakan orang sakit menjadi bagian dari akhlak mulia dan bentuk empati sosial yang diajarkan Islam.

Bahkan, doa untuk orang lain sering kali kembali sebagai pahala dan kebaikan bagi yang mendoakannya.

Sakit dalam Islam bukan hanya beban, tetapi juga peluang untuk mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, dan meraih pahala melalui kesabaran dan doa.

Doa-doa yang diajarkan oleh para nabi menjadi pelita dan pengingat bahwa kesembuhan hakiki adalah milik Allah semata.

Dengan menggabungkan ikhtiar medis dan spiritual, seorang Muslim diajarkan untuk tetap tabah, optimis, dan penuh tawakal dalam menghadapi ujian kesehatan.*


(d/a008)

Editor
: Abyadi Siregar
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Berobat Tanpa Cemas, Warga Sumut Kini Nikmati Layanan Kesehatan Gratis
Habib Abu Djibril Tegaskan Persatuan: Indonesia Adalah Lukisan Tuhan Terindah di Dunia
Pemkab Deli Serdang Perkuat Sinergi dengan Syarikat Islam di Usia ke-120 Tahun
Bupati Deli Serdang Resmikan Royal Klinik, Dorong Investasi Sektor Kesehatan
Ulang Tahun ke-74 Presiden Prabowo, Momen Kehangatan dan Loyalitas Kabinet Merah Putih
Cak Imin Pertanyakan Kritik DPR soal APBN untuk Ponpes Al Khoziny: Apa Solusi Anda?
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru