BREAKING NEWS
Minggu, 22 Juni 2025

Proyeksi Rupiah Melemah ke Rp 16.000 per Dollar AS hingga Paruh Pertama 2025, DBS Prediksi Penguatan Setelahnya

BITVonline.com - Rabu, 11 Desember 2024 09:27 WIB
61 view
Proyeksi Rupiah Melemah ke Rp 16.000 per Dollar AS hingga Paruh Pertama 2025, DBS Prediksi Penguatan Setelahnya
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – Nilai tukar rupiah diperkirakan akan terus tertekan oleh penguatan dollar AS hingga paruh pertama tahun 2025. Berdasarkan proyeksi dari DBS Bank, rupiah diperkirakan akan melemah ke level Rp 16.000 per dollar AS pada semester pertama tahun depan. Prediksi tersebut muncul sebagai dampak dari terus menguatnya indeks dollar AS yang akan mempengaruhi banyak mata uang dunia, termasuk rupiah.

Ekonom Senior DBS, Radhika Rao, menyatakan bahwa proyeksi tersebut didorong oleh kecenderungan menguatnya dollar AS pada paruh pertama 2025. “Nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak di atas Rp 16.000 per dollar AS pada semester pertama tahun 2025,” ungkap Radhika dalam wawancara grup dengan DBS pada Rabu (11/12/2024).

Berdasarkan riset DBS, nilai tukar rupiah diprediksi akan bergerak di kisaran Rp 16.025 pada kuartal I dan kuartal II tahun 2025. Radhika menjelaskan bahwa menguatnya indeks dollar AS menjadi faktor utama yang akan membuat mata uang negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, terdepresiasi. “Dollar AS akan tetap stabil pada paruh pertama 2025,” ujar Radhika.Namun, setelah paruh pertama 2025, nilai tukar rupiah diperkirakan akan mengalami penguatan. Radhika memperkirakan pada kuartal III-2025, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.795 per dollar AS, dan pada kuartal IV-2025, rupiah diperkirakan akan semakin menguat ke level Rp 15.450 per dollar AS. “Rupiah akan kembali menguat di bawah Rp 16.000 per dollar AS pada paruh kedua 2025, lebih dekat ke angka Rp 15.500 per dollar AS di akhir tahun,” tambahnya.

Baca Juga:

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, sebelumnya juga mengungkapkan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang meningkat berpotensi terus menekan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Perry menjelaskan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat serta inflasi yang kembali meningkat berkontribusi pada ketidakstabilan nilai tukar.“Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan melambat dan tidak merata, dengan AS diharapkan mengalami perbaikan ekonomi, sementara China dan negara-negara Eropa mengalami pelambatan,” ujar Perry. Ia menambahkan bahwa laju penurunan inflasi global juga diperkirakan akan melambat, bahkan bisa kembali meningkat karena beberapa faktor global, termasuk kebijakan Presiden AS, Donald Trump, yang diperkirakan akan kembali terpilih. (JOHANSIRAIT)

Baca Juga:
Tags
beritaTerkait
Perang Israel-Iran: 97 WNI Berhasil Dievakuasi ke Azerbaijan, Tahap Pertama Pemulangan Tiba di Jakarta 24 Juni
Rocky Gerung Sentil Ijazah Jokowi, Soroti Pasar Pramuka sebagai Lokus Pemalsuan
Pupuk Indonesia Pastikan Stok Nasional Aman: 2 Juta Ton Siap Didistribusikan ke Petani
Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran 4 Kg Sabu di Tangerang, Satu Pelaku Dibekuk
Menteri LH Soroti Ancaman Keanekaragaman Hayati di Pulau-Pulau Kecil, Termasuk Raja Ampat
Terungkap! Motif P3mbvnuh4n Wanita Muda yang Ditemukan Membvsuk di Kosan Eks Hotel Siantar
komentar
beritaTerbaru