Meski MoU ini berpotensi membawa manfaat bagi Indonesia dalam hal perdagangan dan investasi, Indonesia masih harus menghadapi kenyataan bahwa AS mengenakan tarif impor sebesar 32% terhadap produk-produk Indonesia.
Hal ini terjadi setelah pemerintah Indonesia gagal memperoleh potongan tarif yang diharapkan melalui negosiasi yang berlangsung dengan pihak AS.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya mengungkapkan bahwa Indonesia berencana untuk membeli produk dari AS dan melakukan investasi di Negeri Paman Sam senilai US$34 miliar (sekitar Rp550,29 triliun).
Angka tersebut bahkan melampaui defisit perdagangan Indonesia dengan AS yang tercatat sebesar US$19 miliar.
Meski begitu, Airlangga menyebutkan bahwa hasil dari negosiasi tarif belum bisa dipastikan.
Haryo Limanseto juga menegaskan bahwa proses negosiasi perdagangan adalah sebuah proses yang bersifat terus menerus.
Ia berharap agar seluruh kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak dapat tetap dijalankan, meski tidak ada jaminan kesepakatan mengenai pengurangan tarif impor akan tercapai dalam waktu dekat.
"Negosiasi perdagangan ini tidak pernah selesai. Jika ada kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua pihak, maka itu akan terus berlanjut. Pemerintah akan mendukung pelaksanaannya, namun hal ini kembali kepada pihak bisnis yang terlibat," tuturnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, Indonesia dihadapkan pada tantangan besar dalam menanggapi kebijakan tarif perdagangan dari AS.
Meskipun MoU dengan nilai yang cukup besar telah ditandatangani, pemerintah tetap berharap adanya pengaruh positif dalam upaya negosiasi dan langkah-langkah strategis untuk mendorong hubungan perdagangan yang lebih baik di masa depan.
Namun, meski beberapa sektor bisnis Indonesia mendapat kesepakatan positif, ketidakpastian mengenai pengurangan tarif masih menjadi topik utama dalam pembicaraan ekonomi antara kedua negara.
Dengan upaya diplomatik dan kolaborasi antar sektor bisnis, pemerintah berharap hubungan perdagangan Indonesia dengan AS dapat terus berkembang dan membawa keuntungan yang lebih besar bagi perekonomian tanah air.*