BREAKING NEWS
Selasa, 29 Juli 2025

Perum Bulog Pastikan Beras Oplosan 9 Ton di Pekanbaru Bukan Beras SPHP

Adelia Syafitri - Senin, 28 Juli 2025 20:53 WIB
32 view
Perum Bulog Pastikan Beras Oplosan 9 Ton di Pekanbaru Bukan Beras SPHP
Direktur Utama Perum Bulog, Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani (FOTO :Dok. Korem 162/Wira Bhakti).
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

PEKAN BARU - Direktur Utama Perum Bulog, Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, menegaskan bahwa kasus pengoplosan beras sebanyak 9 ton yang terjadi di Pekanbaru, Riau, bukan menggunakan beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) resmi dari Bulog.

"Beras itu bukan beras SPHP yang dioplos. Jadi oknum ini ditangkap oleh Direktorat Kriminal Khusus Polda Riau pada tanggal 24 Juli yang lalu," jelas Rizal kepada awak media, Senin (28/7/2025).

Rizal menjelaskan bahwa oknum yang ditangkap oleh Polda Riau diduga membeli kemasan atau karung bekas beras SPHP, kemudian mengisinya dengan beras sembarangan kualitas rendah untuk dijual kembali di pasaran.

Baca Juga:

"Oknum ini membeli kantong beras SPHP bekas kosong, lalu membeli beras dengan harga Rp 8.000 di Kabupaten Pelalawan. Beras tersebut dicampur dengan beras reject yang pecah dan tidak layak konsumsi, kemudian dimasukkan ke dalam kemasan SPHP bekas," lanjut Rizal.

Setelah kemasan tersebut terisi, karung dijahit ulang dan dijual di pasar dengan harga sekitar Rp 13.000 per kemasan. Berdasarkan hasil pemeriksaan, oknum berinisial R mengakui tindakannya.

Baca Juga:

Sebelumnya, Kepolisian Daerah (Polda) Riau berhasil membongkar praktik pengoplosan ini dalam operasi yang dipimpin Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus). Aparat menyita 9 ton beras oplosan dari pelaku.

Menurut Kombes Ade dari Polda Riau, modusnya pertama mencampur beras kualitas medium dengan beras reject, kemudian mengemasnya ulang sebagai beras SPHP untuk dijual dengan harga subsidi. Modus kedua adalah membeli beras murah dari Pelalawan lalu mengemas ulang dalam karung berlabel premium seperti Aira, Family, Anak Dara Merah, dan Kuriak Kusuik, agar terkesan berkualitas tinggi.

Kasus ini menimbulkan kerugian bagi konsumen dan menodai kepercayaan publik terhadap distribusi pangan yang seharusnya aman dan terjamin.*

(bs/j006)

Editor
: Justin Nova
Tags
komentar
beritaTerbaru