
Prasetyo Edi Bantah Beathor Suryadi Terlibat di Tim Jokowi-Ahok 2012: Pernyataannya Hanya “Katanya”
JAKARTA Politikus senior PDI Perjuangan, Prasetyo Edi Marsudi, angkat bicara terkait polemik ijazah Presiden Joko Widodo yang kembali me
Politik
Tulungagung -Kejadian tragis merenggut nyawa seorang balita bernama MAK (3 tahun) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menyita perhatian publik. Pada Minggu, 12 Mei 2024, seorang ayah yang diduga mengalami gangguan kejiwaan, Rendra Abi Prasetyo (RAP), menghabisi nyawa anak kandungnya dengan cara yang mengerikan.
RAP, seorang mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang kembali dari Taiwan, telah menjadi sorotan setelah dituduh melakukan tindakan kekerasan terhadap anaknya sendiri. Kabar mengenai kejadian tragis ini membuat gempar warga di Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya.
Peristiwa ini menjadi semakin tragis karena korban, MAK, tewas setelah diduga dicekik oleh ayahnya sendiri. Saksi-saksi melaporkan bahwa RAP, dalam kondisi yang tidak waras, telah menindih tubuh anaknya sambil melakukan tindakan kekerasan yang menyebabkan MAK mengalami kekurangan oksigen hingga akhirnya meninggal dunia.
Baca Juga:
Mirisnya, sebelum kejadian tersebut terjadi, keluarga tidak menduga bahwa RAP akan melakukan tindakan kekerasan terhadap anaknya. Saat itu, keluarga sedang berkumpul di luar rumah, tanpa menduga bahwa tragedi mengerikan akan terjadi di dalam rumah mereka.
Kondisi MAK yang ditemukan tak sadarkan diri dan mengalami kebiruan pada tubuhnya membuat keluarga segera membawa korban ke Puskemas Rejotangan. Namun, sayangnya, upaya penyelamatan nyawa MAK tidak berhasil.
Baca Juga:
Penyelidikan yang dilakukan oleh Unit INAFIS Satreskrim Polres Tulungagung menunjukkan bahwa dugaan MAK meninggal karena dicekik oleh ayahnya semakin kuat. Ditemukannya ceceran air seni MAK di sofa tempatnya tergeletak juga menjadi bukti tambahan atas dugaan tersebut.
RAP sendiri diamankan oleh pihak kepolisian dan menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sementara itu, para kerabat menyebut bahwa RAP sudah menunjukkan gejala gangguan kejiwaan sejak kembali dari Taiwan. Hal ini mengundang pertanyaan tentang perlunya perhatian khusus terhadap kesehatan mental para TKI yang kembali ke tanah air.
Kisah tragis ini menjadi pengingat akan pentingnya mendukung kesehatan mental masyarakat, terutama bagi para TKI yang seringkali menghadapi tekanan dan stres di luar negeri. Semoga kejadian ini juga menjadi panggilan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan dan penanganan gangguan kejiwaan di masyarakat.
(N/014)
JAKARTA Politikus senior PDI Perjuangan, Prasetyo Edi Marsudi, angkat bicara terkait polemik ijazah Presiden Joko Widodo yang kembali me
PolitikNORWEGIA Keluarga Kerajaan Norwegia diguncang kabar mengejutkan. Marius Borg Hiby (28), putra sulung dari Putri Mahkota MetteMarit, r
InternasionalJAKARTA Polri siap mengamankan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke79 Bhayangkara yang akan digelar di kawasan Monumen Nasional (Monas)
NasionalJAKARTA Bursa saham Amerika Serikat kembali mencetak sejarah baru.Pada penutupan perdagangan Jumat (27/6/2025) waktu setempat, dua indek
EkonomiJAKARTA Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengungkapkan bahwa dirinya pernah meminta bantuan Presiden RI Prabowo Subianto dalam m
NasionalDELI SERDANG Maskapai penerbangan berbiaya hemat AirAsia resmi membuka rute internasional baru yang menghubungkan Phuket, Thailand dan M
PariwisataJAKARTA Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono menegaskan bahwa bantuan sosial (bansos) tidak boleh dijadikan alat politik. I
EkonomiJAKARTA Ajang bergengsi Indonesia Property & Bank Award (IPBA) keXIX Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi Menteri Perumahan dan Kawa
EkonomiMEDAN Pemerintah Kota Medan terus mengintensifkan upaya penanganan banjir dan persoalan drainase di wilayah Medan Utara. Wali Kota Medan
PemerintahanPADANG Ketua Umum Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Prof. Budi Santoso, mengingatkan bahwa penambahan jumlah d
Kesehatan