Wakil Ketua DPR Soroti Aksi Brutal WNA AS di Bali: Pengawasan Warga Asing Masih Lemah

JAKARTA -Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, menanggapi keras aksi brutal yang dilakukan oleh Warga Negara Asing (WNA) asal Amerika Serikat, Mcmahon Mitchell (27), yang mengamuk dan merusak fasilitas Klinik Nusa Medika di Pecatu, Bali, pada Sabtu (12/4) pagi.

Cucun menilai bahwa insiden tersebut menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap warga asing yang berada di Indonesia.

Baca Juga:

• Overstay dan Palsukan Identitas, WNA Asal India Dideportasi Imigrasi Polonia Medan
• PKB Belum Tentukan Sikap Soal Putusan MK Pisahkan Pemilu Nasional dan Daerah 2029

"Aksi brutal WNA di Bali membuktikan bahwa pengawasan terhadap warga asing masih lemah. Lembaga terkait harus tegas menyikapi persoalan ini," tegas Cucun kepada wartawan, Selasa (15/4).

Menurut Cucun, tindakan aparat yang tidak menahan Mitchell meskipun hasil tes urine menunjukkan bahwa ia positif mengonsumsi narkoba jenis THC dan kokain, menjadi perhatian serius.

Baca Juga:

• Wakil Ketua DPR Walkout dari Pelantikan Rektor UPI karena Sumpah Jabatan Berbahasa Inggris?
• Puluhan WNA Diamankan di Batam, Ada Pencari Suaka Myanmar Diduga Koordinator

Cucun mempertanyakan alasan aparat yang tidak menemukan bukti sehingga membebaskan Mitchell.

"Mengapa seorang WNA yang positif narkoba jenis THC dan kokain bisa dibebaskan?" kata Cucun, yang juga anggota Komisi III DPR.

Ia mengingatkan pentingnya pengawasan yang ketat, terutama di daerah pariwisata seperti Bali, yang rawan menjadi tempat persembunyian bagi pelaku penyalahgunaan narkotika.

Lebih lanjut, Cucun menyatakan bahwa sikap arogansi warga asing di Indonesia tidak boleh ditoleransi.

"Arogansinya jangan ditolerir. Jangan sampai pintu marwah NKRI diinjak-injak orang asing, mereka masuk ke Indonesia harus taat aturan yang berlaku di Indonesia," tegas Cucun.

Cucun juga menyoroti dampak dari aksi destruktif tersebut terhadap fasilitas kesehatan.

Kerusakan yang ditimbulkan dapat mengancam kenyamanan dan keselamatan pasien serta tenaga kesehatan yang ada di klinik.

Selain itu, Cucun menganggap kejadian ini sebagai indikasi adanya kelemahan koordinasi antara instansi terkait, seperti aparat keamanan, instansi kesehatan, dan imigrasi.

Ia meminta evaluasi menyeluruh terhadap pengawasan warga asing di Indonesia.

"Tidak boleh ada celah bagi pengguna narkoba yang dapat lolos tanpa pengawasan, sampai menimbulkan kericuhan di fasilitas umum," tegasnya.

Cucun juga mengingatkan pentingnya memperkuat kedaulatan hukum dan keamanan di Indonesia.

Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh menjadi tempat bebas bagi pelanggar hukum asing yang dapat membahayakan ketertiban dan keamanan nasional.

Gubernur Bali, Wayan Koster, dalam konferensi pers menyatakan bahwa Mitchell telah dideportasi pada hari yang sama dan diterbangkan langsung menuju Amerika Serikat.

Mitchell ditahan di Kantor Imigrasi Denpasar sejak Minggu (13/4), sehari setelah insiden tersebut, meskipun tidak ada barang bukti yang ditemukan.

Mitchell tiba di Bali pada 2 April 2025 menggunakan visa kedatangan (Visa on Arrival/VoA), dan sempat menginap di Uluwatu sebelum melakukan tindakan kekerasan di klinik tersebut.*

(d/a008)

Overstay dan Palsukan Identitas, WNA Asal India Dideportasi Imigrasi Polonia Medan

PKB Belum Tentukan Sikap Soal Putusan MK Pisahkan Pemilu Nasional dan Daerah 2029

Wakil Ketua DPR Walkout dari Pelantikan Rektor UPI karena Sumpah Jabatan Berbahasa Inggris?

Puluhan WNA Diamankan di Batam, Ada Pencari Suaka Myanmar Diduga Koordinator

Langgar Izin Tinggal, WNA Asal China Dideportasi oleh Imigrasi Polonia

Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal Kecam Kasus Pemerkosaan Dokter Residen Unpad di RSHS Bandung