BREAKING NEWS
Selasa, 07 Oktober 2025

Gugurnya Prada Lucky, Nurhadi, dan Joshua Hutabarat, GEMMA PETA INDONESIA Tekankan Reformasi Internal TNI-Polri: Hentikan Kekerasan!

Adelia Syafitri - Minggu, 17 Agustus 2025 15:07 WIB
Gugurnya Prada Lucky, Nurhadi, dan Joshua Hutabarat, GEMMA PETA INDONESIA Tekankan Reformasi Internal TNI-Polri: Hentikan Kekerasan!
Prada Lucky, Brigadir Nurhadi, dan Brigadir Joshua Hutabarat (mulai paling kiri). (foto: Kolase by Canva/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

PADANGSIDIMPUAN — Isak tangis dan duka mendalam kembali menyelimuti Tanah Air.

Tiga nama anggota TNI dan Polri, Prada Lucky, Brigadir Joshua Hutabarat, dan Brigadir Nurhadi, kini menjadi simbol luka dalam tubuh institusi negara.

Mereka tewas bukan karena bertempur melawan musuh bangsa, tetapi karena kekerasan di lingkungan internal oleh rekan atau senior mereka sendiri.

Prada Lucky, anggota TNI AD yang baru dua bulan menyandang pangkat prajurit dua, meninggal dunia usai diduga menjadi korban kekerasan fisik yang dilakukan seniornya di Nusa Tenggara Timur pada 6 Agustus 2025.

Duka kian dalam karena almarhum merupakan putra dari seorang prajurit TNI yang masih aktif berdinas.

Kisah serupa juga menimpa Brigadir Joshua Hutabarat yang tewas pada tahun 2022 di Jakarta.

Ia ditembak oleh sesama anggota Polri atas perintah atasannya saat itu, Ferdy Sambo, dalam peristiwa yang menyita perhatian publik nasional dan internasional.

Sementara di Lombok, Brigadir Nurhadi menghembuskan napas terakhir usai mengalami penganiayaan oleh seniornya.

Motif sementara menyebutkan, peristiwa tersebut dipicu karena persoalan pribadi, yakni kedekatan korban dengan rekan wanita pelaku.

Menanggapi berulangnya kasus serupa, Ketua Gerakan Masyarakat Dan Mahasiswa Pembela Tanah Air Indonesia (GEMMA PETA INDONESIA), Baron Harahap atau yang akrab disapa Ronald Harahap, menyampaikan keprihatinannya.

"Prada Lucky, Brigadir Joshua, dan Brigadir Nurhadi. Tiga nama, tiga cerita, satu luka yang sama. Mereka gugur bukan di medan perang, tapi di tangan sesama. Saatnya hentikan kekerasan dan tegakkan keadilan," tegas Baron dalam pernyataannya, Minggu (17/8).

Ia menambahkan bahwa kekerasan yang terjadi di lingkungan militer dan kepolisian bukan hanya mencoreng nama institusi, tetapi juga menghancurkan harapan keluarga, serta kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum dan pertahanan negara.

Editor
: Adelia Syafitri
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru