BREAKING NEWS
Selasa, 21 Oktober 2025

Pembakaran Gedung Grahadi Terencana: Polisi Tetapkan 33 Tersangka, Termasuk Anak-anak

Abyadi Siregar - Jumat, 05 September 2025 22:01 WIB
Pembakaran Gedung Grahadi Terencana: Polisi Tetapkan 33 Tersangka, Termasuk Anak-anak
Gedung Negara Grahadi terbakar dalam insiden unjuk rasa yang berujung ricuh di Surabaya, Jawa Timur, pada 29–30 Agustus 2025 lalu. (foto: tangkapan layar ig dennysirregar)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Jules menegaskan pembakaran Gedung Negara Grahadi bukan insiden spontan, melainkan sudah direncanakan sebelumnya.

Dari penyelidikan sementara, sembilan orang ditetapkan tersangka khusus untuk kasus pembakaran, yang kini ditangani Polda Jawa Timur.

Mayoritas tersangka pembakaran tersebut masih berstatus anak-anak.

Satu tersangka dewasa, berinisial AEP (20), warga Maluku yang berdomisili di Sidoarjo, diketahui membuat lima bom molotov dan melibatkan delapan anak dalam aksi tersebut, baik sebagai pembuat maupun eksekutor.

"Sebelum melancarkan aksi, mereka berkumpul di Lapangan Bumi Cabean Asri, Candi, Kabupaten Sidoarjo untuk menyusun rencana dan sepakat membuat bom molotov. Pada Sabtu, 30 Agustus sekitar pukul 21.00, bom molotov dilemparkan ke Gedung Grahadi hingga menimbulkan kebakaran besar," ujar Jules.

Akibatnya, kerusakan berat terjadi di sejumlah ruangan penting, termasuk ruang kerja Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, ruang Kepala Biro Umum, ruang Protokol, Biro Rumah Tangga, hingga ruang Pokja wartawan.

Jules menegaskan bahwa kerusuhan tersebut bukan berasal dari mahasiswa atau massa unjuk rasa.

Demonstrasi yang digelar di Gedung Grahadi, Polda, dan Polrestabes Surabaya berlangsung damai sebelum akhirnya disusupi kelompok perusuh.

"Dari pengembangan penyidikan, kami menemukan kelompok lain yang berkoordinasi lewat WhatsApp untuk melakukan kerusuhan. Mereka tidak berniat berdemo, tapi menciptakan kekacauan," tegasnya.

Polisi juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi atau menyebarkan spekulasi liar, termasuk terkait postingan viral pria berjaket ojek online yang diduga sebagai provokator.

Menurut Jules, pihaknya terus bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat, pemerintah provinsi, TNI, ormas, Satpol PP, dan tokoh agama untuk menjaga kondusivitas.

"Kami berharap masyarakat Jawa Timur tetap tenang dan tidak terpengaruh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan di media sosial," pungkasnya.*

Editor
: Raman Krisna
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru