WASHINGTON D.C. – Miliarder teknologi asal Amerika Serikat, Elon Musk, melontarkan kritik pedas terhadap RUU "Besar dan Indah" yang didorong oleh Partai Republik dan dipromosikan langsung oleh Presiden Donald Trump.
Dalam pernyataan kerasnya di platform X pada Selasa (3/6/2025), Musk menyebut RUU itu sebagai "kekejian yang menjijikkan" dan menyesalkan para anggota Kongres yang mendukungnya.
"Maaf, tetapi saya tidak tahan lagi. RUU pengeluaran Kongres yang besar, keterlaluan, dan penuh tipu daya ini adalah kekejian yang menjijikkan. Malu pada mereka yang memilihnya, Anda tahu Anda salah. Anda tahu itu," tulis Musk dalam akun resminya.
RUU yang telah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 22 Mei 2025 itu bertujuan memperpanjang pemotongan pajak tahun 2017, serta menambahkan kebijakan fiskal baru, termasuk penghapusan sementara pajak federal atas tip hingga tahun 2028.
Namun, menurut perkiraan Tax Foundation, RUU tersebut justru berpotensi menambah defisit anggaran sebesar USD 2,6 triliun dalam rentang waktu 2025 hingga 2034.
Kritik Musk muncul beberapa hari setelah ia secara resmi mengundurkan diri dari jabatan Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah AS (DOGE), posisi yang ia pegang sejak Januari 2025.
DOGE dibentuk untuk memangkas pemborosan pengeluaran pemerintah dan selama masa tugas Musk, lembaga tersebut berhasil menemukan efisiensi senilai USD160 miliar dalam tiga bulan pertama.
Dalam wawancara dengan CBS, Musk mengkritik keras RUU tersebut karena tidak sejalan dengan tujuan pengurangan belanja federal yang menjadi mandat utama DOGE.
"Alih-alih mengendalikan pengeluaran, RUU ini memperburuk situasi fiskal kita. Ini bertentangan dengan akal sehat fiskal," ujar Musk.
Menanggapi kecaman tersebut, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menyatakan bahwa Presiden Trump menyadari pandangan Musk, namun tetap mendukung RUU tersebut.
"Presiden menghormati perbedaan pendapat, termasuk dari Tuan Musk, namun tetap yakin bahwa RUU ini menguntungkan keluarga Amerika berpenghasilan rendah dan menengah melalui pemotongan pajak yang signifikan," kata Leavitt dalam jumpa pers.
Meski Trump mengakui ada elemen dalam RUU yang "tidak ideal", ia tetap menyebut kebijakan ini sebagai "indah" karena dianggap memberikan stimulus fiskal langsung ke rakyat.