BREAKING NEWS
Selasa, 08 Juli 2025

Tanggapan Rusia Terhadap Pengiriman Senjata ke Ukraina: Ancaman Penghancuran

BITVonline.com - Selasa, 02 Juli 2024 03:41 WIB
43 view
Tanggapan Rusia Terhadap Pengiriman Senjata ke Ukraina: Ancaman Penghancuran
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

RUSIA -Di tengah tegangnya hubungan internasional terkait konflik Ukraina, Rusia mengeluarkan pernyataan keras terkait rencana Amerika Serikat untuk mentransfer sistem pertahanan udara Patriot ke Ukraina. Hal ini menjadi titik fokus dalam pertemuan Vassily Nebenzia, perwakilan tetap Rusia untuk PBB, yang memimpin konferensi pers setelah Rusia mengambil alih kepresidenan Dewan Keamanan PBB.

Nebenzia dengan tegas menyatakan penolakan Rusia terhadap setiap upaya negara-negara Barat, termasuk AS dan Israel, untuk menyediakan senjata kepada Ukraina. “Kami melarang semua negara yang belum melakukan hal tersebut untuk menyediakan senjata untuk Ukraina,” ujarnya dengan nada yang tegas.

Dia juga menegaskan nasib senjata yang dikirimkan ke Ukraina dari manapun akan sama: senjata-senjata tersebut akan dimusnahkan, sebagaimana yang terjadi dengan senjata-senjata sebelumnya yang dipasok oleh Barat dan AS ke Ukraina.

Baca Juga:

Pernyataan ini mengemuka dalam konteks pernyataan mantan Presiden AS, Donald Trump, yang menyuarakan klaim bahwa perang Ukraina bisa diselesaikan dalam satu hari jika dia terpilih kembali. Namun, Nebenzia menanggapi klaim tersebut dengan skeptis, menyatakan bahwa krisis Ukraina tidaklah sederhana dan tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat seperti yang disebutkan Trump.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengajukan solusi yang mencakup serangkaian tuntutan kepada Ukraina, termasuk penarikan pasukan dari wilayah-wilayah yang menjadi pusat konflik, serta pengakuan terhadap status netral Ukraina. Putin juga menuntut pembatalan semua sanksi anti-Rusia yang diberlakukan oleh negara-negara Barat sebagai bagian dari respon terhadap operasi militer khusus Rusia di Ukraina sejak Februari 2022.

Baca Juga:

Perpecahan yang semakin dalam antara Rusia, China, Korea Utara dengan negara-negara Eropa dan Barat juga menjadi sorotan dalam konferensi pers ini. Nebenzia menegaskan bahwa negara-negara Barat cenderung mempertahankan dominasi yang mereka nikmati selama berabad-abad, menolak untuk mengakui munculnya pusat-pusat kekuatan baru dalam politik global.

Dalam konteks ini, reformasi Dewan Keamanan PBB menjadi relevan, dengan banyak negara yang ingin menjadi lebih berpengaruh dalam menentukan agenda global. Hal ini tercermin dalam proses reformasi yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan.

Tidak hanya fokus pada Ukraina, Nebenzia juga menyoroti situasi di Palestina sebagai isu yang tetap relevan dan perlu mendapat perhatian internasional selama masa kepresidenan Rusia di Dewan Keamanan PBB.

Untuk mengatasi berbagai tantangan ini, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, akan memimpin beberapa acara penting di PBB. Ini termasuk debat tingkat menteri mengenai pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, sesi tingkat tinggi tentang kerja sama antara PBB dan organisasi regional, serta debat terbuka mengenai Timur Tengah.

Kesimpulannya, konferensi pers ini tidak hanya menyoroti dinamika konflik Ukraina dan respons global terhadapnya, tetapi juga mencerminkan persaingan kekuatan global yang semakin rumit dan tantangan dalam diplomasi global yang harus dihadapi oleh komunitas internasional saat ini.

(N/014)

Tags
beritaTerkait
Viral Anak Polisi Bawa Mobil Dinas Propam Polres Tapsel, Polda Sumut Ungkap Sosok Wanita di Dalamnya
212 Merek Beras Diduga Langgar Aturan, Satgas Pangan Periksa 10 Produsen: Kerugian Konsumen Capai Rp99 Triliun
Bamsoet Desak Revisi UU Kesejahteraan Lansia: Regulasi Sudah Usang, Realitas Sosial Telah Berubah
BSU 2025 Rp600 Ribu Sudah Cair ke 8,3 Juta Pekerja: Ini Syarat, Alur Verifikasi, dan Solusi dari Kemenaker
KPK Sita Dokumen dan Catatan Keuangan di Rumah Dirut PT DNG Terkait Kasus Korupsi Proyek Jalan di Sumut
Robot Polisi Polri Jadi Sorotan: Harga di Alibaba Rp300 Juta, Tapi Anggaran Capai Rp3 Miliar?
komentar
beritaTerbaru